Cek Uji Coba, Disdik Kota Bogor Pastikan 44 SMP Siap Lakukan PTM
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Uji coba PTM ini untuk memastikan Protokol Kesehatan (Prokes) sudah berjalan dengan baik dan dipastikan tanggal 4 Oktober 2021 mendatang PTM bisa dilaksanakan di 44 SMP di Kota Bogor.
Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi mengatakan, PTM di Kota Bogor harus mulai, tidak melihat daerah lain, tapi melihat persiapan secara teknis. Tahapan-tahapan harus sesuai SKB 4 menteri, salah satunya adalah izin orang tua.
Selain itu, sekolah-sekolah juga sudah mengajukan permohonan PTM ke Satgas Covid-19 melalui Disdik, pertengahan September lalu sudah dilakukan verifikasi aktual ke sekolah untuk melihat tahapan-tahapan yang tertuang SKB 4 menteri tersaji tidak dalam ajuan sekolah.
“Kami menggunakan beberapa tenaga pengawas dan tenaga kesehatan untuk mengecek syarat-syarat sesuai SKB 4 menteri. Diketahui ada 50 sekolah SMP yang mengajukan tapi yang siap 44 sekolah, kemudian 44 sekolah diajukan ke ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor. Sebelum itu, kami lakukan uji coba simulasi hari ini dengan tiga sekolah yaitu SMP Negeri 5, SMP PGRI 5 dan sekolah Boarding school Bintang Pelajar karena ini sekolah berasrama. Kami melihat dalam ujicoba ini sesuai Prokes atau tidak. SMP Negeri 5 yang masuk kelas 9, PGRI 5 kelas 7 dan Bintang Pelajaran semua tingkatan SMP masuk,” ungkap Hanafi usai meninjau uji coba PTM di SMP PGRI 5 Kota Bogor, Selasa (28/9/2021).
Hanafi mengapresiasi, sekolah dan siswa yang sudah menjalankan prokes dengan baik, salah satunya Bintang Pelajar yang menerapkan prokes ketat. Persyaratan masuk ke sekolah sepanjang diizinkan orang tua, siswa pun harus melakukan isolasi mandiri dahulu di rumah selama 10 hari dan antigen mandiri dilampirkan hasilnya ke sekolah. Kemudian nanti sekolah melakukan antigen kembali dan setelah datang ke sekolah tidak ada lagi kontak dengan orang tua.
“Ini luar biasa, yang kami harapkan sesuai seperti itu. Mudah-mudahan bisa berjalan prokesnya di 44 sekolah yang siap melakukan PTM. Ujicoba kami lakukan selama satu hari dan tanggal 4 PTM serentak,” harapnya.
Kemudian, lanjut Hanafi, gelombang kedua PTM akan dilakukan sebanyak 28 sekolah SMP swasta. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan KCD dan Kantor Kemenag selaku pengelola MTS dan MA, agar melakukan hal sama.
“Untuk SD, ada 36 sekolah pertama kemungkinan di minggu ketiga bulan Oktober 2021 dan akan berjalan secara bertahap pada tingkat kelas 4,5 dan 6,” katanya.
Hanafi menerangkan, untuk tingkat SD kelas 1,2 dan 3 akan melaksanakan PTM apabila situasi sudah kondusif. Sementara tingkat PAUD sudah berjalan karena sisi pemantauan lebih mudah satu kelas sekitar lima orang dan berasal dari lingkungan sekitar.
“Kami mengimbau orang tua tidak menunggu atau diantar jemput tanpa menunggu. Kalau menunggu dikhawatirkan ada kerumunan baru, kami pengecekan hari ini juga bersama Polresta Bogor Kota, Dinkes, Satpol PP, KPAI kemudiam dari Wandik dihadirkan komite sekolah dan perwakilan orang tua juga. Harapan kami ketentuan SKB 4 menteri dilakukan tidak hanya konsep, agar tidak ada kelaster sekolah,” terangnya.
Hanafi juga meminta media agar bersama-sama mensosialisasikan Prokes dalam PTM. Untuk kapasitas 50 persen yang masuk, dengan catatan sepanjang diizinkan oleh orang tua. Ia juga mengimbau orang tua memvaksin anak-anak, seperti di SMP PGRI 5 ini mengambil keputusan, kalau siswa belum divaksin, harus divaksin dahulu. Kalau tidak dipersilahkan mengundurkan diri dari sekolah, jadi angka vaksin sudah 100 persen, ada beberapa siswa yang belum divaksin karena sakit, penyintas dan belum 12 tahun.
“Siswa di SMP PGRI 5 sudah 100 persen divaksin. Untuk awal PTM nanti proses belajar lebih kepada pembinaan dan pengarahan anak tentang Covid-19, sehingga mereka secara individu melekat Prokes dalam diri, kalau kurikulum menyesuaikan sendiri sesuai yang sudah diatur sekolah. Jadwal PTM sendiri ada yang 5 hari, tapi dalam SKB 4 menteri diperbolehkan setiap hari dalam satu pekan. Evaluasi dilaporkan secara berjenjang ke Disdik Kota Bogor agar dinas tahu perkembangan, agar kalau ada yang terpapar SOP seperti apa,” bebernya.
Sementara, Kepala Sekolah SMP PGRI 5 Kota Bogor, Suci Indrawati menuturkan, yang masuk hari ini ada 117 anak di delapan kelas. Kelas 7 empat kelas dan kelas 8 ada tiga kelas, pihaknya juga menyiapkan 20 wastafel untuk cuci tangan. Siswa antar tingkatan tidak pernah akan bertemu, karena kelas 7 masuk pukul 07.30 WIB pulang pukul 11.00 WIB dan kelas 8 masuk 08.30 WIB dan pulang pukul 12.00 WIB, tidak bertemu karena jaga jarak didalam kelas juga.
“Semua sudah divaksin, karena kebijakan saya dengan surat edaran kepada orang tua apabila anak tidak divaksin, maka diminta untuk mengundurkan diri dari sekolah. Karena vaksin untuk kebaikan mereka juga,” singkatnya. [] Ricky