Kota Bogor

CARE LPPM IPB dan PT Pertamina EP Zona 11 Dorong Desa Doudo Jadi Desa Wisata Pendidikan Lingkungan

BOGOR-KITA.com, BOGOR – CARE LPPM IPB University bersama PT Pertamina EP Zona 11 mendorong Desa Doudo menjadi desa wisata pendidikan dan lingkungan. Upaya ini diwujudkan melalui pelatihan pengelolaan kelembagaan dan pemasaran wisata Desa Doudo, pekan lalu. Kegiatan pelatihan ini menghadirkan Ir Agit Kriswantriyono, MSi, Ir Surapati dan Adi Firmansyah, SP, MSi.

Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang yang merupakan pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Bumdes Desa Doudo, Kelompok Wong Doudo Craft, Kelompok Olahan Pangan Mbok Doduo, serta kader-kader desa Doudo lainnya.

Dalam sambutannya, Achmad Setiadi, Head Communication Relation and Community Involvement and Development (Comrel and CID) Pertamina EP Zona 11 menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung program pengembangan Desa Wisata Doudo berbasis pendidikan lingkungan. Lebih lanjut, ia berharap agar program ini dapat bermanfaat untuk masyarakat Desa Doudo dan masyarakat Gresik pada umumnya.

Baca juga  Musrenbang Tanah Sareal, Dorong Pembangunan Embung di Belakang Lottemart

Pada kesempatan ini, Ir Agit Kriswantriyono, menjelaskan, untuk mengembangkan desa wisata, hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan kajian terhadap potensi daya tarik wisata yang ada di Desa Doudo. Ia menyebut, kajian tersebut meliputi potensi yang memiliki pasar dan daya tarik wisata; potensi yang mendukung edu ecotourism; potensi yang dapat menghasilkan pendapatan.

Lebih lanjut, Sekretaris CARE LPPM IPB University itu mengatakan bahwa pengembangan desa wisata perlu memperhatikan harapan pengunjung. Harapan pengunjung yang dimaksud seperti hospitality, kebersihan, kesederhanaan, budaya seperti adat istiadat, serta hal-hal lain yang berbeda.

Sementara itu, Ir Surapati, pakar agrowisata, menguraikan tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan kelembagaan desa wisata berbasis masyarakat. Tujuh hal tersebut adalah menemukenali aspek sosial budaya, ekonomi dan tipikal; membangun dan penguatan kelembagaan kelompok wisata; mengetahui dinamika kelompok dalam kelompok wisata; membangun tim dalam kelompok wisata; membentuk leadership dalam kelompok wisata; menyusun tujuan dan sasaran kelompok dan pencapaiannya, dan menyusun rencana kerja kelompok.

Baca juga  Covid-19 di Kota Bogor: Positif Turun 98, Sembuh 50, Meninggal 3

Adapun Adi Firmansyah, Ketua Divisi CSR dan Pemberdayaan CARE LPPM IPB University, menyampaikan hal terkait dengan promosi desa wisata di era digital. Ia menerangkan, setelah masyarakat mempersiapkan objek wisata dan lembaga pengelolanya, maka tahap berikutnya adalah mempromosikan objek wisata tersebut.

“Di era digital seperti sekarang ini, promosi desa wisata dapat dilakukan melalui media digital,” kata Adi Firmansyah. Ia menerangkan, paling tidak terdapat empat kelebihan promosi di era digital. Kelebihan tersebut adalah biaya promosi lebih hemat, dapat menjangkau konsumen yang lebih luas, konten promosi dapat dibuat lebih menarik dan interaktif, dan efektivitas promosi dapat dievaluasi secara mudah.

Lebih lanjut, Adi mengatakan bahwa promosi secara digital dapat memanfaatkan website dan berbagai media sosial yang sering digunakan masyarakat, seperti youtube, facebook, instagram, twitter serta tik tok. Oleh karena itu, ia menyarankan supaya ke depan pengelola desa wisata perlu meningkatkan skill digital, misalnya dalam membuat konten yang menarik dan unik.

Baca juga  RSUD Kota Bogor Belum Punya Nama, Ada Usulan?

“Selain gencar promosi, pihak pengelola juga perlu meningkatkan kualitas layanan objek wisatanya, jangan sampai pengunjung kecewa karena apa yang dipromosikan berbeda dengan kenyataan yang ada,” ungkapnya.

Kepala Desa Doudo, Sutomo, turut mengucapkan terima kasih kepada CARE LPPM IPB University dan Pertamina EP Zona 11 yang telah mendukung terwujudnya Desa Wisata Doudo.

“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan CARE LPPM IPB University dan Pertamina EP Zona 11. Melalui pelatihan ini, kami sebagai pengelola menjadi lebih paham dan terbuka wawasan tentang bagaimana mengelola desa wisata serta cara mempromosikannya di era digital,” kata Sutomo. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top