Kab. Bogor

Bojonggede Juga Bakal Punya Terminal Tipe A

BOGOR-KITA.com, BOJONGGEDE – Kemacetan parah di Statsiun Bojonggede, Kabupaten Bogor menjadi keluhan banyak warga. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang kerap mengeluarkan sumpah serapah terkait kemacetan yang terkesan tak pernah ada solusinya.

Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor rupanya tak menutup mata. Selain berencana membangun underpass dan sky bridge, Pemkab Bogor juga menjalin kerjasama dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan berencana membangun terminal tipe A di Kabupaten Bogor.

Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappedalitbang, Ajat Rochmat Jatnika menjelaskan, rencana pembangunan terminal tipe A dari BPTJ dibarengi dengan tekad Pemkab Bogor yang ke depan yang akan membuat Cibinong Raya menjadi pusat kegiatan wilayah. 

Kehadiran Tol Jagorawi II, juga merupakan salah satu unsur di mana rencana pembangunan akan dipusatkan di sisi Barat Bumi Tegar Beriman.

“Orang dari wilayah Barat Kabupaten Bogor nanti enggak usah ke Stasiun Bogor. Cukup ke sini, karena Jagorawi II, itu akan nyambung ke Dramaga dan dari Dramaga belok ke sini, jadi semua kan ke sini. Kasihan Kota Bogor tuh 150.000 ya sekarang itu kendaraan per hari, nanti akan bergeser ke kita,” jelas Ajat belum lama ini.

Baca juga  PPKM Mikro di Kabupaten Bogor: Positif 98, Sembuh 102, Kasus Aktif Turun dari 291 Menjadi 287 Orang

Ajat juga menegaskan bahwa jika saat ini pembangunan di Kabupaten Bogor hanya bersandar pada APBD maka itu tidak akan mencukupi. Untuk rencana pembangunan TOD di Bojonggede juga saat ini masih pada tahap kajian di Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

“Jadi kalau masih ngandelin APBD sepenuhnya, itu tidak akan jalan. Jika terlalu pelan, kapan beresnya. Sekarang sudah mulai ada beberapa investor yang melirik, dan itu akan kita coba,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Prasarana Badan Edi Nursalam mengatakan, BPTJ sudah memiliki rencana lokasi pembangunan yaitu di Desa Susukan, Kecamatan Bojonggede. Bahkan, diakui Edi, BPTJ mengaku sudah memiliki gambaran untuk pembangunan terminal tersebut.

Menurutnya, Susukan adalah lokasi yang tepat karena di sana ada stasiun Bojonggede yang bisa terintegrasi dengan terminal tipe A terlebih Desa Susukan adalah ujung dari Jalan Tol Antasari-Depok.

“Nanti ada pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di kawasan susukan. Nanti kita bangun shelter di situ kemudian itu bisa bangun terminal tipe A,” kata Edi.

Baca juga  Jubir Covid-19 Kabupaten Bogor:  Sembuh 148, Meninggal Nihil, Bravo Rumah Sakit

Pengembangan TOD di wilayah tersebut, kata Edi akan berdampak besar dari sisi ekonomi. Karena akan membuat kelancaran pengguna angkutan umum. Dengan APBN dan APBD yang terbatas, maka nantinya pembangunan TOD akan dibebankan kepada investor atau pihak swasta yang ingin bekerjasama.

“Kita berikan mereka (investor-red) semacam penugasan untuk mengembangkan kawasan itu. Kita tugaskan mereka membangun terminal, jadi kita dapat terminalnya dan ada kolaborasi, mereka membangun mall atau apa di situ, pemerintah nanti terima gratis,” jelas Edi.

Edi mengaku pengembangan TOD sendiri sudah dilakjkan BPTJ di beberapa terminal tipe A, salah satunya di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor.

“Mungkin nanti berkembang juga ke Jatijajar, ke Cibinong, nanti kita bicarakan lebih lanjut,” ungkapnya.

Terkait kemacetan, Pemkab Bogor sendiri sejatinya sudah memetakan 83 titik kemacetan di Bumi Tegar Beriman. Titik tersebut tersebar di 13 kecamatan yang ada.

Titik kemacetan itu tersebar di antaranya 10 titik di Cileungsi, 7 titik di Gunungputri, 7 titik di Citereup, 7 titik di Cibinong, 6 titik di Bojonggede, 10 titik di Parung, 7 titik di Laladon, 4 titik di Parungpanjang, 5 titik di Ciawi, 4 tirik di Caringin dan 6 titik di Sukaraja.

Baca juga  27 Pelajar SMK Hendak Demo ke Jakarta Dicegat Polsek Gunungsindur

Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, permasalahan ini harus ditangani dan diselesaikan oleh lintas sektor. Sebab, jika hanya mengandalkan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk bekerja, hasilnya tidak akan maksimal.

“Ketika saya memerintahkan Dishub untuk menertibkan lalu lintas, Dishub juga meminta tertibkan bangunan liar oleh Satpol PP  seperti di Bojonggede. Nah, di sini kita mulai program yang sinkron agar berjalan dengan baik tidak masing-masing. Jadi saling membenahi,” kata Ade Yasin.

Titik kemacetan yang cukup banyak ini mau tidak mau mendorong Ade Yasin memikirkan pola transportasi di Kabupaten Bogor secara lebih serius.

Untuk transportasi massal, Ade Yasin mengaku sejauh ini masih mengandalkan kereta. Bahkan rencananya dia akan mengajukan LRT.

“Tapi terpenting kita fokus dulu dengan SKPD yang ada untuk menyelesaikan masalah. Salah satunya menertibkan dulu bangunan-bangunan liar,” tegas dia. [] Fauzan

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top