Kota Bogor

Bima: Sukses Vaksinasi Ditentukan Sosialisasi

Wali Kota Bogor Bima Arya saat membuka Webinar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) bertajuk Vaksinasi Aman, Masyarakat Sehat di di Balai Kota Bogor, Kamis (3/12/2020).

BOGOR-KITA.com, BOGOR –  Ada tiga kategori warga yang enggan diberi vaksin. Yakni warga yang tidak ingin diberi vaksin karena tidak percaya bahwa covid-19 itu ada dan nyata, warga yang enggan karena alasan keagamaan dan warga yang takut karena tidak percaya bahwa vaksin itu aman.  Untuk itu, diperlukan sosialisasi dan pemahaman yang baik agar warga dapat memberi respon yang positif.

Hal tersebut dikemukakan Wali Kota Bogor Bima Arya saat membuka Webinar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) bertajuk Vaksinasi Aman, Masyarakat Sehat di ruang kerjanya di Balai Kota Bogor, Kamis (3/12/2020).

“Sebelum pemberian vaksin yang utama dilakukan adalah pemberian pemahaman, sosialisasi, edukasi tentang vaksin kepada warga. Hal ini sempat saya sampaikan ke Bapak Presiden saat simulasi vaksinasi di Puskesmas Tanah Sareal pertengahan November lalu. Karena, jangankan vaksin, hingga hari ini masih ada warga yang tidak percaya bahwa covid-19 itu nyata dan ada. Data di Kota Bogor, 19 persen tidak percaya adanya covid-19 dan 50 persen menyatakan ragu-ragu. Jadi menurut saya, vaksin paling menentukan adalah pemahaman warga tentang vaksin,” papar Bima Arya.

Baca juga  Bima Arya: Bogor Milik Semua

Untuk sosialisasi dan edukasi, tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus berkolaborasi dengan para tokoh agama dan tenaga medis.

“Jadi, aspek pertama adalah sosialisasi,” kata Bima.

Selanjutnya adalah menentukan target siapa saja yang diberikan vaksin. Berdasarkan data, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor telah menetapkan target penerima vaksin yang difokuskan pada warga usia produktif, kisaran 17 – 59 tahun.

Namun demikian, untuk vaksinasi tahap awal nanti kuotanya hanya 20 persen dari jumlah yang sudah ditetapkan atau kurang lebih jumlahnya 160 ribu warga.

Dari jumlah tersebut nantinya akan disortir kembali, salah satu di antaranya warga yang tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

“Jadi, kita tetapkan sasaran seperti apa, kita perlu untuk memastikan administratifnya terpenuhi, kita kroscek dengan Disdukcapil dan yang lainnya. Setelah target usia, pemberian vaksin juga didasari skala prioritas, yakni para tenaga pendidik, pelayan publik termasuk di dalamnya ASN, TNI dan Polri, baru kemudian yang lainnya,” sebutnya.

Baca juga  Butuh Kreatifitas untuk Bisa Kalahkan Koalisi PKS - Gerindra

Setelah itu baru teknis simulasi pemberian vaksin (vaksinasi). Dalam hal ini terkait dengan di mana tempatnya, siapa petugasnya, dan bagaimana prosesnya.

“Kota Bogor telah melakukan simulasi berkali-kali dan berjalan lancar, yang diikuti semua kalangan, khususnya para pelayan publik,” kata Bima. [] Hari/Prokompim

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top