Kota Bogor

Bima Arya: Perubahan RPJMD Tak Boleh Jauh dari Janji Kampanye

bima arya

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memaparkan tiga hal yang mendasari perubaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) perubahan 2019-2024.

Menurut Bima Arya, tiga hal mendasari RPJMD yaitu pertama pandemi Covid-19, kedua penyesuaian regulasi pusat, sehingga berubah target dan yang ketiga aspirasi.

Bima mengatakan ketiga hal tersebut tidak boleh terlalu jauh dengan janji-janji kampanye. Namun dari ketiga hal tersebut ada yang disesuaikan, mana janji kampanye yang bisa bergeser, mana janji yang tetap harus berjalan.

“Jadi saya minta, saya tugaskan semuanya ASN itu diujung 2024 itu jelas. Mana target yang meleset mana yang tercapai dan alasannya apa,” kata Bima usai membuka sosilisasi RPJMD di Hotel Salak Haritage, Selasa (26/7/2022).

“Saya minta semuanya all out berjuang sampai titik darah penghabisan, sampai 31 desember 2023 untuk memaksimalkan target-target kami. Saya juga bersama pak Dedie akan sampai titik darah penghabisan,” ucapnya.

Bima menjelaskan, perubahan APBD dilihat dari program prioritas dan tahapan-tahapannya. Mana untuk infrastruktur, seperti fokus penyelesaian Masjid Agung, pedestrianisasi dan apa yang diperlukan untuk konversi angkot. “Ya, kami fokuskan semuanya pada program prioritas,” tegasnya.

Baca juga  Ketentuan Hibah Bansos Disosialisasikan

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi menuturkan, RPJMD ini diubah karena aspek regulasi, aturan pemerintah pusat dan RPJMD Provinsi juga mengalami perubahan.

“Kemudian, aspek teknisnya lebih banyak ke penyesuaian Covid-19. Di RPJMD awal 2019 kami belum memasukan Covid-19, mulai dari kondisi preventif sampai kuratif. Seperti penanganan Covid-19, penanganan vaksinasi itu kemudian dimasukan. Kemudian adaptasi kebiasaan baru di sektor pendidikan dan beberapa target indikator makro yang terpengaruh oleh kondisi Covid-19,” tuturnya.

Selain itu, kata Rudy ada juga beberapa hal yang terkait dengan usulan-usulan yang sebelumnya belum masuk ke dalam RPJMD. Dari aspek janji politik tentu visi misi tidak berubah.

“Tadi saya sampaikan janji politik pencapaiannya mulai dari Bogor lancar, Bogor motekar, Bogor samawa, Bogor merenah, sama abdi Bogor dan beberapa target sudah dilakukan. Beberapa target on target pencapaiannya sampai target yang ditetapkan,” jelasnya.

Baca juga  Warda (Sumenep), Eky (Bone), dan Husen (Medan) Siap Bersaing Menjadi Juara di Grand Final KDI 2023

Rudy menerangkan, beberapa realistis kemungkinan besar tidak mungkin dilakukan, tetapi ada proses pengalihan. Misalkan terkait fly over jalan RE Martadinata dan Kebon Pedes. Untuk RE Martadinata sudah terimplementasi, kemudian kebon pedes sudah diajukan DED nya di PUPR lalu mengajukan ke Provinsi Jawa Barat di tahun 2023, namun tidak bisa terakomodir karena proses perencanaan dan pembebasan lahan belum selesai.

“Yang kedua aspek karena kewenangan, jalan kebon pedes dan pemuda itu kewenangan Provinsi Jawa Barat. Tapi kemudian kami realistis ingin menyelesaikan Bogor lancar, itu salah satunya penyelesaian jembatan otista. yang sekarang menjadi titik bottleneck kemacetan di pusat kota. Itu memang tidak ada pada janji politik, tapi itu kami upayakan sebagai target yang realistis,” terangnya.

Untuk pembebasan lahan kembatan Otista, lanjut Rudy sudah dilakukan dan perencanaannya sudah selesai. Saat ini sedang pengajuan ke provinsi.

Baca juga  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor Selasa 4 April 2023

Rudy mengungkapkan, di LKPD 2023 Provinsi sudah masuk usulan mengenai otista dengan usulan anggaran Rp52,5 miliar. Ia berharap dapat terealisasi di APBD Provinsi Jawa Barat sehingga di tahun 2023 penyelesaian Otista bisa terlaksana.

“Ya usulan paling urgent kami prioritaskan itu di Otista. Selain program-program lain yang coba kami upayakan bisa diselesaikan penataan angkutan kota melalui rerouting, melalui shifting, melalui kompensasi yang saat ini juga kita upayakan agar penataan transportasi lebih terpadu. Kemudian yang lain terkait keterpaduan stasiun kereta saya kira sudah melihat hasilnya. Dimana, dari alun alun dengan stasiun sudah terintegrasi,” ungkapnya.

Sementara, tambah Rudy program yang masih on progres adalah program RTLH. Dari target 20 ribu RTLH, saat ini sudah 17 ribu. “Tahun ini 6 ribu dan tahun depan masih dianggarkan untuk RTLH tersebut,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top