Pendidikan

BEM Fema IPB University Bahas COVID-19 dan Kerusakan Lingkungan

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (BEM Fema) IPB University menggelar Indonesia Ecological Expo (INDEX), pekan lalu. Gelaran INDEX ini membahas mengenai korelasi antara pandemi COVID-19, keadaan ekologi, dan krisis alam.

Acara yang diprakarsai oleh Departemen Lingkungan Hidup BEM Fema IPB University ini mengundang dua narasumber. Narasumber pertama yaitu Nadine Chandrawinata selaku Public Figure yang juga Founder & Executive Director of @seasoldier_ dan narasumber kedua yaitu Nur Rosyid Murtadho selaku Presidium Nasional @partaihijau.id.

Rangkaian INDEX terdiri dari webinar dan virtual exhibition. Berbeda dengan pameran biasa, virtual exhibition kali ini menawarkan sajian visual yang unik dan imajinatif dengan mengangkat isu lingkungan.

Baca juga  Persikabo 1973 Tetap Ingin PSSI Fokus Persiapan Musim Baru 2021

Nur Rosyid Murtadho, yang hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa ekologi merupakan ilmu tentang relasi antara manusia dan segala yang ada di jagat raya ini. “Kalau kita bisa menyeimbangkan hal tersebut, kita dapat menjadi wakil Tuhan yang baik di muka bumi ini. Kalau tidak, maka kita akan merusak bumi dengan sifat keserakahan yang kita miliki,” ujarnya.

Pada kesempatan ini ia juga membahas keterkaitan COVID-19 dengan lingkungan. “Pandemi COVID-19 ini adalah gerbang yang membawa kita ke persitiwa-persitiwa yang mengerikan untuk umat manusia ke depannya. Jika kita tidak melakukan gerakan yang mendasar maka tidak akan mengubah apa-apa,” imbuhnya.

Sementara itu, Nadine Chandrawinata berkisah tentang proses terbentuknya komunitas @seasoldier_. Nadine juga menjelaskan bahwa masyarakat tetap bisa produktif untuk menjaga lingkungan walaupun di rumah saja.

Baca juga  Hustle Culture: Budaya Gila Kerja Yang Janjikan Kesuksesan

“Kita bisa melakukan itu di rumah, contohnya seperti saat memesan makanan, kita bisa memberikan pesan kepada rumah makan tersebut untuk tidak menyertakan garpu atau sendok dan sedotan plastik. Lebih sederhana lagi, kita bisa memilah sampah agar lebih mudah di daur ulang,” ujar Nadine. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top