Kota Bogor

Bahas Penyakit Dalam di Era Baru, PAPDI Cabang Bogor Gelar PIT XI

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Bogor menggelar pertemuan ilmiah tahunan (PIT) XI di IPB Internasional Convention Center (IIC) Mal Botani Square, Kecamatan Bogor Tengah pada Sabtu (24/9/2022).

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang hadir sekaligus membuka forum PIT XI ini berharap pertemuan PAPDI Cabang Bogor membuahkan sebuah rekomendasi yang bisa dimanfaatkan dalam rangka mengurangi faktor risiko kesehatan masyarakat Kota Bogor terutama empat penyakit degeneratif.

Hal itu, dikatakan Dedie berkaitan dengan penelitian studi Kohort Balitbangkes Kementerian Kesehatan yang dilakukan di Kota Bogor pada 2015-2020. Hasil penelitian yang dirilis pada 2021 ditemukan 800 warga di salah satu kelurahan menderita empat penyakit degeneratif.

“Penelitian ini dilakukan terhadap 5.000 responden di empat kelurahan di Bogor Tengah. Salah satunya ada 2.000 orang di satu kelurahan ditemukan fakta bahwa 800 orang di antaranya menderita empat penyakit, yaitu hipertensi, diabetes, jantung dan stroke,” ungkap Dedie A Rachim.

Baca juga  KWT Sempurna Siap Ikuti Penilaian Kedua Lomba Tanaman Herbal Bejo

Ia menjelaskan, fakta lain menunjukkan dari hasil penelitian tersebut, bahwa mereka rata rata tidak senang makan buah dan sayur, jarang mengkonsumsi protein serta kurang senang berolahraga. Para warga ini juga rata-rata pra sejahtera.

“Tentu dari hasil pertemuan ini ada solusi cara-cara preventif, edukasi dan kuratif yang penting buat warga Kota Bogor,” harapnya.

Di sisi lain, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk BPJS Kesehatan kategori peserta penerima bantuan iuran (PBI) dengan total Rp14 miliar per bulan yang bersumber dari APBN, APBD Jawa Barat dan APBD Kota Bogor.

Oleh karena itu, kata Dedie, kesehatan masyarakat menjadi hal utama. Jika masyarakat bertambah sehat dan masyarakat bertambah sejahtera, maka pembiayaan untuk PBI tersebut lebih sedikit dan bisa dialokasikan untuk pembangunan yang lain.

“Jadi nomor satu masyarakat harus sehat, caranya mengkonsumsi makanan yang sehat, pola hidup sehat dan tadi mengecah penyakit terutama penyakit degeneratif. Itu kurang lebih,” katanya.

Baca juga  PDAM Tirta Pakuan Segera Resmikan SPAM Katulampa

Sementara itu, Ketua PAPDI Cabang Bogor Erwanto Budi Winulyo menjelaskan, bahwa pertemuan ilmiah tahunan secara offline baru kembali dilaksanakan semenjak merebaknya pandemi Covid-19.

“Pertemuan ini seharusnya dilaksanakan setahun sekali, namun sejak pandemi ini baru kali pertama dilaksanakan. Pernah dilaksanakan secara online tapi beberapa teman mengatakan kurang hidup suasana diskusinya,” jelas Erwanto.

Ia menerangkan, sesuai tema “Holistic Management of Internal Medicine in New Era”, pembahasan dilakukan secara menyeluruh baik psikis, fisik dan lingkungan semua harus ditangani kasus per kasus. Termasuk membahas penyakit degeneratif seperti yang disampaikan oleh wakil wali kota Bogor.

“Jadi selama 2 tahun ini kita sudah disibukkan dengan penyakit infeksi, Covid-19 dan lain-lain, tapi ternyata penyakit degeneratif tidak berhenti di situ saja, tetap berproses, apalagi kalau ada infeksi, perburukkan atau percepatan komplikasi bisa timbul lebih dini,” paparnya.

Baca juga  Pedestrian Alun-alun Kota Bogor Sudah Banyak Kerusakan, Ini Kata Dedie Rachim  

Dalam PIT XI yang berlangsung selama dua hari mulai 24 sampai 25 September 2022 diikuti oleh kurang lebih 600 peserta. Acara ini juga diramaikan sejumlah stand pameran dari mitra kerja farmasi, alat kesehatan dan rumah sakit serta pelaku UMKM.

Di forum pertemuan ini, pihaknya juga akan membahas kerja sama dengan Dinas Kesehatan serta BPJS Kesehatan tentang pencegahan penyakit degeneratif dan peningkatan pengetahuan para dokter spesialis penyakit dalam.

“Kami sendiri dari profesi selalu berusaha melakukan komunikasi dengan Dinkes masuk dalam koordinasi pencegahan beberapa penyakit apakah itu diabetes, terutama dalam hal meng-upgrade knowledge dari dokter-dokter yang bekerja di Bogor, sehingga ilmu mereka ilmu yang baru karena setiap tahun ada perubahan mengenai penatalaksanaan pasien dan juga obat-obatan,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top