BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Awas jamur yang tumbuh pada kotoran sapi. Jamur ini telah dikonsumsi berabad lamanya. Namun, saat ini jamur tersebut termasuk NAPZA atas peraturan pemerintah. Jamur tersebut disebut jamur ajaib, yaitu jamur yang tumbuh pada kotoran sapi. Karena dilarang, maka jamur tersebut tidak dapat dikonsumsi secara sembarangan.
Hal ini mengemuka dalam acara Ngabuburit Online melalui akun media sosial Instagram secara langsung, yang diselenggarakan Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPIMA) IPB University, Jumat (22/5/2020).
Dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Jumat (22/5/2020) disebutkan, acara mengundang dosen muda IPB bidang Mikologi, Ivan Permana Putra, SSi, MSi bekerja sama dengan founder dari perusahaan kosmetik Nectars, Pataniorganic dan Kedai Air, Rury P Arimbi.
Sebagai prolog, Ivan menyebutkan bahwa fungi terbagi menjadi makro dan mikro fungi. Fungi ini merupakan organisme multisel yang pada beberapa spesiesnya dapat dimakan. Mengambil contoh tempe yang merupakan salah satu produk dari fungi.
Banyaknya jenis jamur di Indonesia memungkinkan masyarakat tidak mengetahui jenis jamur apa yang beracun atau tidak. Bagi spesies jamur yang tidak umum atau belum diketahui jenisnya, belum ada acuan baku untuk menentukan jamur mana yang layak dimakan atau tidak, kecuali untuk jenis jamur lokal yang telah dikonsumsi secara turun temurun.
Cara paling akurat untuk menentukan kelayakan konsumsi suatu jenis jamur adalah menanyakan ke orang yang pernah memakan jamur dengan spesies asing tersebut.
Masyarakat umum tentunya tidak punya background ilmiah, maka peneliti harus menunjukkan kevalidan dari ke-ediblea-n jamur tersebut.
Contoh kekeliruan saat mengonsumsi jamur mengakibatkan adanya keracunan jamur tangkil di Jawa akibat tidak dikonsumsi pada fase pertumbuhan jamur yang tepat.
Selain itu, ada pula jamur yang telah dikonsumsi berabad lamanya namun saat ini jamur tersebut termasuk NAPZA atas peraturan dari pemerintah, yaitu jamur ajaib, jamur yang tumbuh pada kotoran sapi sehingga kita tidak dapat sembarangan mengkonsumsi jamur secara sembarangan.
Manfaat jamur dikonsumsi sebagai obat, antioksidan, antikanker dan antiaging. Ivan berharap di Indonesia dapat dikembangkan jamur budidaya jenis tertentu sehingga dapat menyaingi jamur dari Jepang seperti Shitake, Matsutake dan sebagainya.
Misalkan Jamur Pelawan yang memiliki range harga Rp 300 – 700 ribu per kilogram dalam bentuk basah dan Rp 1-2 juta per kilogram dalam bentuk kering. Jamur ini berpotensi menyaingi jamur-jamur impor karena bukan hanya sekedar mahal, namun memiliki citarasa yang khas dan tingkat kesulitan pencariannya.
Selain itu Indonesia juga memiliki jamur khas seperti jamur rayap yang tumbuh di atas sarang rayap atau supa barat atau suung bulan di Jawa Barat yang memiliki citarasa yang sangat enak. Rendahnya kalori dalam jamur juga sangat cocok dijadikan menu ketika diet. Selain kandungan yang tinggi serat, jamur juga mengandung banyak vitamin dan zat gizi lengkap lainnya.
“Jamur juga bisa dimanfaatkan untuk kosmetik. Ada dua cara yaitu diaplikasikan atau dikonsumsi. Pitera misalkan, termasuk ke dalam produk hasil fermentasi dari fungi mikro (khamir) golongan galactomyces. Bentuk serbuk dari hifa atau miselium fungsi tersebut dimasukan ke dalam beras, sehingga akan menjadi by product dari sake. Produk tersebut dapat menekan pertumbuhan jerawat, menghilangkan komedo dan meningkatkan kelembaban kulit,” ujarnya.
Ivan juga menyebutkan bahwa selama lima tahun ia telah berusaha mengumpulkan data jamur dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengetahui pemanfaatan dan pembudidayaannya, khususnya di bidang makanan dan kosmetik.
Sementara itu, Rury menyebutkan bahwa produk kosmetik yang telah ia kembangkan juga memanfaatkan jamur sebagai bahan utamanya, yaitu jenis Tremella. Produk tersebut bernama Nectars, dikemas dalam bemtuk krim pagi dan krim malam dengan tambahan hyaluronic acid.
Rury mengklaim bahwa produknya dapat menjaga kelembaban kulit sehingga terhidrasi dengan baik, menyeimbangkan mikroorganisme yang bekerja pada permukaan kulit dan masalah kulit jarang muncul. Fakta lainnya juga menyebutkan bahwa jamur tremella dapat pula dikonsumsi. [] Admin