Kab. Bogor

Puskesmas Tanjungsari Peduli Kesehatan Jiwa dengan KOPI JIWA

Puskesmas Tanjungsari

BOGOR-KITA.com, TANJUNGSARI – Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No.18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa sebagai suatu kondisi  yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain.

Kesehatan jiwa masih merupakan masalah serius di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat prevalensi gangguan jiwa terlihat meningkat di rumah tangga yaitu 7 mil per rumah tangga. Aprtinya per 1.000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga dengan ODGJ sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450 ribu ODGJ berat. Hal ini diperburuk dengan minimnya pelayanan dan fasilitas kesehatan jiwa di berbagai daerah Indonesia sehingga banyak penderita gangguan kesehatan mental yang belum tertangani dengan baik. Kesenjangan pengobatan gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 90 persen. Artinya kurang dari 10 persen penderita gangguan jiwa yang mendapatkan layanan terapi oleh petugas kesehatan.

Baca juga  PPP Jabar Desak Forum Mukernas III Kukuhkan Suharso Monoarfa Plt Ketua Umum

Berdasarkan pernyataan tersebut maka perlunya deteksi dini terkait kesehatan jiwa di masyarakat agar masalah gangguan jiwa di masyarakat tidak terjadi peningkatan. Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa merupakan upaya penemuan kasus gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan dasar lainnya di Puskesmas maupun jaringannya.

Masalah kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari sejak tiga tahun terakhir jumlah ODGJ berat cenderung terus meningkat, tahun 2015 sejumlah 22 orang, tahun 2016 sejumlah 47 orang, tahun 2017 sejumlah 78 orang dan tahun 2018 sejumlah 103 orang. Bahkan pada tahun 2016 terdapat 2 ODGJ yang dipasung   namun sudah dirujuk ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi. Tentunya angka tersebut bukan angka yang kecil, tetapi menjadi fenomena gunung es di permasalahan kesehatan jiwa. Selain itu, fakta di masyarakat terdapat anggapan bahwa gangguan jiwa bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang memalukan atau aib untuk diketahui oleh pihak selain keluarga sehingga menjadi penghalang bagi penderita untuk memperoleh pelayanan kesehatan jiwa yang optimal.

Baca juga  Peringatan Maulid, Wabup Bogor Ajak Teladani Rasulullah

“Kurangnya dukungan keluarga dan rendahnya partisipasi masyarakat menjadi salah satu kendala dalam penanganan masalah kesehatan jiwa di wilayah Puskesmas Tanjungsari,” jelas dr. Adi Nuryadin, Kepala Puskesmas Tanjungsari.

Oleh karena itu, diperlukan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa melalui penanganan ODMK dan ODGJ. Pemberdayakan potensi yang ada dimasyarakat secara optimal ditujukan agar masyarakat lebih mandiri dalam menjaga kesehatan jiwa. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang diaktifkan adalah membentuk Kelompok Peduli Gangguan Jiwa (Kopi Jiwa) di Kecamatan Tanjungsari.

Adi Nuryadin menjelaskan bahwa kegiatan Kopi Jiwa ditujukan pada deteksi dini terhadap orang yang diduga mengalami gangguan jiwa termasuk berpartisipasi dalam penanggulangan keadaan darurat psikiatri. Masyarakat dan komponen di dalamnya termasuk kader kesehatan dilatih agar mempunyai kemampuan penanganan kejiwaan, salah satunya yaitu kemampuan sebagai Kader Kesehatan Jiwa (Kader Keswa). Mereka ikut terlibat dalam penjaringan kasus dan posyandu jiwa.

Baca juga  Ini Bahaya Plastik Menurut Prof Dr Ir Etty Riani

“Koordinasi lintas sektor sangat penting dalam keberhasilan kegiatan Kopi Jiwa, mengingat penanganan kesehatan jiwa memerlukan waktu berkelanjutan,” ujar dr. Adi Nuryadin.

Adanya inovasi ini diharapakan dapat meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat agar individu yang sehat akan tetap sehat, individu yang berisiko tidak mengalami gangguan jiwa dan individu yang mengalami gangguan jiwa mendapatkan pelayanan yang tepat sehingga dapat mandiri dan produktif di masyarakat. []

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top