Kab. Bogor

Truk Tambang ‘Nyungsep’ di Rumpin, Tidak Ada Korban Jiwa

Truk terlibat kecelakaan tunggal di Rumpin

BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Diduga mengalami rem blong, sebuah truk tronton pengangkut bahan material tambang, nyungsep setelah sempat menabrak dua pohon kelapa, Jumat (4/12/2020) malam.

Peristiwa kecelakaan tunggal tersebut terjadi sekitar pukul 23:30 WIB  tepatnya di Kampung Ralli RT 06 RW 07, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

Informasi yang didapat, truk tronton nahas ini, sedang dalam perjalanan setelah memuat hasil tambang di PT. BSM di Desa Cipinang.

Rosidin (42) warga sekitar lokasi kejadian mengungkapkan, saat peristiwa terjadi, dirinya sedang tidur bersama keluarga. Namun tiba – tiba, terdengar suara gemuruh dan disusul suara kencang dari benturan atau hantaman. “Ya saat itu saya sedang tidur, tapi terus terbangun karena mendengar suara gemuruh dan benturan. Ketika keluar rumah, ternyata ada truk nyungsep dan kondisinya sudah rusak,” ucap Rosidin, Sabtu (5/12/2020).

Baca juga  Kebijakan Berorientasi Ekonomi, 1 dari 3 Faktor Penyebab Kriris Pangan

Ia menuturkan, dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa. Namun kondisi truk terutama pada bagian kepala (depan) mengalami rusak parah. Sedangkan barang material berupa split, tertumpah dan berserakan ke jalan. “Di jalan ini memang sering terjadi kecelakaan. Kata orang tua saya, sejak dulu jalan dan tanjakan di lokasi ini memang angker,” bebernya.

Dikonfirmasi kecelakaan ini, Saeful, pihak PT. BSM mengatakan bahwa truk tronton yang kena musibah tersebut bukan milik PT. BSM, akan tetapi milik perusahaan transportasi angkutan tambang. “Iya, armada angkutan itu baru membeli dan mengangkut material split dari PT. BSM. Info yang saya dapat, truk itu lolos rem dan sopir hanya alami luka ringan saja,” ucapnya.

Baca juga  JM: DPRD Siap Bantu Berantas Judi Online di Kota Bogor

Saeful menambahkan, rata rata perusahaan quarry (perusahaan tambang-red) di wilayah Kecamatan Rumpin, tidak mempunyai armada angkutan tambang. Karena kendaraan tambang yang keluar masuk ke perusahaan quarry, sambungnya, rata – rata dibawa atau datang sendiri untuk membeli hasil tambang. “Jadi mobil angkutan nya milik orang luar, yang datang belanja ke perusahaan tambang,” tutupnya. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top