Kab. Bogor

Ini Penjelasan BMKG tentang Suhu Udara Panas di Bogor

Kepala Stasiun Meteorologi Citeko Bogor, Asep Firman Ilahi.

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dalam kurun waktu 3 hari terakhir masyarakat Bogor merasakan suhu udara relatif panas dan sumuk (pengap), fenomena ini bukan hanya dirasakan masyarakat Bogor tetapi masyarakat di banyak kota di Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT juga merasakan hal serupa.

Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Bogor Asep Firman Ilahi, S.Stat., M.Si. dalam keterangan tertulisnya kepada BOGOR-KITA.com, Minggu (15/11/2020) menjelaskan fenomena tersebut. Berikut selengkapnya.

Suhu udara maksimum dalam kurun waktu tersebut di beberapa kota di pulau Jawa, Bali dan NTB tercatat antara 34-36 °C, sementara di Bogor tercatat 33-35 °C dan dengan kelembaban relatif (Relatif Humidity, RH) udara antara 45 – 55 %. Di Puncak Bogor sendiri suhu udara Maksimum tercatat 29.1 °C pada tanggal 13 November 2020 lalu dengan RH 67%. Fenomena atmosfer ini disebabkan oleh Gerak Semu Matahari.

Baca juga  Tingkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan, Perumda Tirta Pakuan Terus Sempurnakan Command Center

Gerak Semu Matahari adalah gerakan Matahari di Lintang di 23° Utara dan 23° Selatan. Karena Bumi berotasi tidak tegak lurus dalam orbit, melainkan gerak seperti gasing dalam lintasan, sehingga sumbu Bumi akan condong ke Utara atau ke Selatan. Hal ini menyebabkan Matahari seolah olah berada di Utara dan di Selatan.

Setiap tahun Matahari akan melintas tepat di atas pulau Jawa, Bali dan NTT (Lintang 5° – 6° Selatan) , tak heran suhu udara akan terasa sangat menyengat dan sumuk. Posisi Matahari tepat di atas wilayah ini akan terjadi 2 kali setiap tahunnya, yaitu bulan November dan April.

Cuaca cerah pada pagi hingga siang hari membuat radiasi Matahari akan masuk ke permukaan bumi secara maksimal, dan awan-awan ketika tidak terjadi hujan, akan menyimpan dan memantulkan kembali panas tersebut ke permukaan, ditambah dengan kelembaban tinggi menyebabkan suhu udara menjadi terasa sumuk.

Baca juga  Begini Suasana Sholat Gerhana Matahari Bersama 3000 Warga Kota Bogor

Fenomena suhu udara panas tentu akan menyebabkan tingkat penguapan tinggi pada setiap benda dan makhluk hidup. Pun manusia akan mengeluarkan cairan / keringat ketika tubuh merespon udara panas ini.

Disarankan masyarakat mengonsumsi cairan lebih banyak untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Memakan makanan bergizi dan buah buahan juga dapat menjaga tubuh tetap sehat dan prima.

Untuk informasi selanjutnya mengenai suhu udara panas dan fenomena cuaca lainnya, masyarakat dapat memasang aplikasi InfoBMKG melalui Playstore dan Appstore, juga bisa mengakses laman resmi BMKG melalui http://www.bmkg.go.id/. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top