Pendidikan

LoA Bukan Jaminan Artikel Lolos Scopus IEEE

BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Untuk kali kedua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Korwil Jabodetabek menggelar Webinar series 2 Toward 2nd Aspikom International Communication Conference (2nd AICCON) yang bertemakan mengenali karakteristik artikel terindeks Scopus IEEE Xpolre, Senin (20/7/2020).

Kali ini tampil sebagai pembicara kunci Dr Ford Lumban Gaol, Deputy Chair of Doctor of Computer Science Binus University dan Dr Tanty Oktavia Head of Information System Program Binus University dengan moderetor Dr Rustono Farady Marta dosen Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Univesitas Bunda Mulia.

“Tujuan kita adalah ingin membekali calon peserta 2nd AICCON yang akan kita laksanakan 8-9 Februari 2021 bagaimana artikel yang di tulis bisa lolos Scopus IEEE. Kita masih ada lagi series webinar ketiga tanggal. 8 Agustus 2020 temanya tentang nentografi dan social network analysis, adaptasi menuju artikel terindeks scopus IEEE” jelas Dr Ulani Yunus, Ketua Panitia 2nd AICCON dalam keterangan persnya.

Baca juga  Yayasan Al Qudwah Gelar Galaksi: Panggung Seni Islami Menuju Generasi Berakhlak Mulia

Menurut Dr Ford Lumban Gaol, hal yang penting terkait penulisan artikel adalah soal copyright. Copyright yang dimaksud adalah artikel tersebut tidak boleh disebarluaskan. Artinya ketika artikel itu sudah berhasil di download maka tidak boleh disebarkan orang lain.

“Yang tidak kalah penting soal LoA. Jangan pede dulu setelah kita dapat LoA artikel kita pasti publish. LoA tidak menjadi jaminan artikel kita akan masuk dan dipublikasi,” terangnya.

Pemegang Scopus ID 24536664300 ini menjelaskan empat hal terkait Time Line Confrence Publications ke IEEE antera lain: pertama, Submit IEEE Confrence Publication Formulir dan Registrasi untuk PDF Express dan eCopyright. Kedua, IEEE akan mengirimkan Letter of Asquisition (LoA). Ketiga, Pub Chair Collects Copyright dan keempat Submit Proceedings to IEEE.

Menurut Dr. Tanty Oktavia, artikel yang bertemakan Iimu  komunikasi bisa diarahkan ke arah IEEE, karena di ilmu komunikasi jika  dibahas teknologinya maupun mengenai human center informatica nya dalam menggunakan komunikasi itu masuk ke kategori IEEE.

Baca juga  IPB University Latih Puluhan Calon "Dokter Pohon"

“Sangat penting bagi penulis artikel untuk peka terhadap topik seminar, apakah paper yang dibuat sesuai atau tidak dengan topik seminar dan tempat publishernya (scope), jika dipaksakan paper yang tidak sesuai dengan topik di publish, dimungkinkan akan mengalami penolakan,” jelasnya.

Pemegang Scopus ID 56049242500 ini juga membahas beberapa isu penting tentang artikel antara lain harus bebas dari plagiarisme atau plagiarisme dibawah 20%. Kemudian dicek apakah menggunakan sitasi dari paper IEEE, agar meyakinkan publisher bahwa topik sesuai dengan IEEE.

“Seminar di luar negeri tidak selalu terindeks Scopus, bisa menggunakan standar index Google Scholar, EBSCO atau IET,” tuturnya.

Tanty juga memaparkan perbedaan  IEEE Journal dan IEEE Conference di mana IEEE Journal  tidak melakukan presentasi, Standart Q1, Isi paper bisa 10 sampai 20 halaman dan Proses review akan lebih panjang.

Baca juga  IPB University Teken Kerjasama dengan Unhan Buka Fakultas MIPA Militer

“Misalnya upload paper bulan april setahun kemudian baru dapat publish di scopus,” ujarnya.

Sedangkan IEEE Conference harus melaksanakan seminar dan presentasi, dan  halaman dalam paper maksimal ensm halaman.

“Ini penting juga soal High Impact Paper yaitu Paper yang dibuat terkait dengan research ilmiah,” urainya.

Tanty juga menjelaskan alasan-alasan mengapa artikel di tolak antara lain artikel tidak sesuai dengan topik, Isi artikel tidak bagus. Jika membuat artikel, kata Tanty  diibaratkan kita sedang bercerita jadi harus jelas dan serinci mungkin. Untuk proses riview artikel yang harus menjadi perhatian adalah apakah format paper sesuai dengan ketentuan, lalu plagiarism  nya tinggi atau tidak dan Riviewer artikel biasanya berjumlah 3 orang untuk 1 artikel .

“Seorang reviewer harus bisa memberikan masukan-masukan untuk paper supaya paper lebih baik,” pungkasnya. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top