Kab. Bogor

Antisipasi Krisis Pangan: Percepat Usia Sawah

BOGOR-KITA.com,  DRAMAGA – Mencetak sawah baru dilnilai bukan solusi terbaik dalam mengantisipasi krisis pangan. Solusi terbaiknya, salah satunya adalah mempercepat usia sawah melalui rekayasa sipil.

Hal ini mengemuka dalam webinar bertajuk Intensifikasi vs Pencetakan Sawah Baru melalui Zoom dan Live streaming Youtuben yang diselenggarakan Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH), Fakultas Pertanian, IPB University, Rabu (3/6/2020).

Dalam paparannya Dr Purwono menyampaikan bahwa pada tahun 2020, produksi pangan Indonesia diperkirakan akan stagnan yakni berkisar 31 juta ton beras sehingga untuk jangka pendek intensifikasi lebih strategis sebab lahan dan petaninya sudah ada.

Beras masih menjadi sumber karbohidrat utama bagi sebagian masyarakat Indonesia sehingga menjadi komoditas yang sangat strategis secara politik dan ekonomi.

Baca juga  Kampus Sekolah Vokasi IPB Dukung Penggunaan Kearifan Lokal Sukabumi

“Untuk jangka pendek, intensifikasi masih mampu menjamin pasokan beras tetapi setelah tahun 2020, produksi padi harus berkembang ke areal baru,” kata Dr Purwono, Dosen Divisi Produksi Tanaman Departemen AGH.

Sementara itu, Prof Edi Santosa dalam paparannya membahas tentang tantangan dan hambatan yang akan dihadapi dengan adanya pencetakan sawah baru. Menurutnya ada enam strategi nasional untuk menjawab tantangan dan hambatan tersebut.

“Strategi yang bisa kita lakukan adalah percepatan usia sawah melalui rekayasa sipil, penerapan teknologi ramah ekologi, rekayasa smart agronomi dengan mengurangi gap, pendekatan rekayasa kawasan bisnis ‘not’ as usual, pelibatan aktor strategik (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, non government organization, dan media massa), membangun link rekayasa sosial-akademisi,” imbuhnya.

Baca juga  Baru 10 Persen Lansia Kabupaten Bogor Divaksin

Pada kesempatan ini, beberapa strategi penyediaan benih padi dalam intensifikasi disampaikan oleh Dr Abdul Qadir, dosen Divisi Ilmu dan Teknologi Benih.

Yaitu peningkatan provitas dan produksi padi melalui penyediaan benih yang tepat dapat dilakukan dengan beberapa strategi.

Pertama, penggunaan varietas incremental yang sudah tersedia.

Kedua, produksi benih ditujukan untuk sentra produksi padi sesuai wilayah optimum pertumbuhan dan pengembangan varietas.

Ketiga, rantai produksi benih berfungsi sebagai flow of seed yang efisien. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top