BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Di masa Pandemi COVID-19 saat ini, banyak konsumen yang menyimpan frozen food di rumah sebagai salah satu alternatif makanan. Frozen food atau produk pangan beku merupakan salah satu contoh produk pangan yang ready to cook (siap dimasak atau dihangatkan saja).
Frozen food di sini dapat berupa bahan pangan segar maupun pangan olahan yang sudah dikemas khusus dan disimpan di dalam freezer. Di pasaran, produk frozen food semakin banyak dan beragam, hal ini disebabkan karena kebutuhan konsumen akan kepraktisannya.
Neny Mariyani, STP, MSi, Dosen IPB University dari Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Sekolah Vokasi megatakan penyimpanan beku (freezing) dilakukan pada suhu kurang dari minus 18 derajat celcius. Efek positif dari pembekuan yaitu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menurunkan laju reaksi kimia dan biokimia dalam bahan pangan, sehingga dapat meningkatkan shelf life (daya simpan) produk.
“Namun adanya fluktuasi suhu pada frozen food akan menimbulkan reaksi yang buruk pada produk. Fluktuasi suhu dapat terjadi selama proses distribusi, pemasaran dan penyimpanan. Fasilitas penyimpanan di tingkat pedagang pengecer atau retail (supermarket) harus memiliki kapasitas pendinginan yang cukup untuk mempertahankan kualitas frozen food ini, “ jelasnya dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Jumat (22/5/2020).
Ditambahkan, suhu freezer yang ada di rumah tangga berkisar minus 5 hingga nol derajat celcius, sehingga sebagai konsumen, kita harus mengetahui bagaimana cara penanganan dan penyimpanan frozen food yang baik dan benar.
Menurutnya kisaran suhu yang berbahaya dan berpeluang untuk tumbuhnya bakteri penyebab foodborne illness yaitu pada selang suhu 5-60 derajat celcius (danger zone). Kita harus hindari danger zone ini, sehingga produk kita sebaiknya disimpan atau dihangatkan di luar kisaran suhu danger zone tersebut.
“Dalam kaitannya dengan frozen food ini ada istilah thawing, yang merupakan proses pencairan frozen food, proses ini memakan waktu dan dapat menimbulkan penurunan kualitas produk jika dilakukan pada suhu yang tidak tepat. Thawing sebaiknya dilakukan pada kisaran suhu 0-4 derajat celcius. Dengan thawing akan mempermudah proses pemasakan berikutnya, karena penetrasi panas pada semua permukaan akan merata,” jelasnya.
Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas frozen food. Pertama pastikan frozen food yang kita beli masih dalam batas aman untuk dikonsumsi, perhatikan keterangan kadaluwarsa pada label kemasan.
Di supermarket, jika masih akan berbelanja produk lain selain frozen food, pastikan pengambilan frozen food di waktu paling akhir dan mintalah dry ice untuk disimpan di sekeliling produk. Ini untuk mencegah terjadinya fluktuasi suhu selama perjalanan ke rumah.
“Setelah tiba di rumah, jika produk tidak langsung dimasak segera masukkan ke dalam freezer. Pastikan suhu di dalam freezer tidak naik turun. Jangan biarkan pintu freezer sering dibuka tutup. Ambil frozen food sejumlah yang akan dimasak saja. Lakukan thawing pada kisaran suhu 0-4°C, terutama untuk produk yang mengandung protein tinggi atau kadar airnya tinggi. Ukuran bahan yang akan di thawing jangan terlalu besar, agar thawing berlangsung dengan cepat, “ jelasnya.
Dikatakan, jangan bekukan kembali frozen food yang sudah di-thawing atau dikeluarkan dari freezer (hindari re-freezing, re-thawing).
Masak atau hangatkan produk di atas suhu 60 derajat celcius. Thawing secara cepat dapat dilakukan dengan pemanasan menggunakan microwave oven.
Pangan olahan setelah dimasak harus segera dikonsumsi, sebaiknya penyajian di suhu ruang maksimal dua jam. “Jika tidak segera dikonsumsi, segera masukkan kembali ke dalam refrigerator,” tutup Neny. [] Admin