Oleh: Ade Yasin
(Bupati Bogor, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor)
BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Pandemi covid-19 belum berakhir. Penularan terus terjadi. Jumlah warga Kabupaten Bogor yang positif corona saat ini sudah mencapai angka lebih 100 orang. Belum termasuk yang berstatus ODP dan PDP yang jumlahnya lebih besar lagi. Oleh sebab itu harus ada upaya-upaya serius untuk menghentikan secepatnya.
Karena itu saya bersama empat kepala daerah di daerah penyangga Jakarta, meliputi Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi sepakat memperpanjang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari lagi.
Bagaimana kita menyudahi pendemi ini. Kali ini kita akan pakai strategi ganda. Strategi ganda mengingat, saat ini, penularan terjadi tidak hanya karena interaksi masyarakat Kabupaten Bogor dengan Jakarta atau imported case, tetapi juga penularan di antara sesama warga Kabupaten Bogor atau local transmission.
Untuk menghentikan penularan karena berinterakasi dengan Jakarta atau imported case, saya bersama empat kepala daerah di Bodebek sudah sepakat untuk meminta kembali penghentian operasi KRL Jabodetabek selama PSBB. Sebab, Jakarta masih berbahaya. Jumlah orang yang tertular dan dinyatakan terkonfirmasi positif corona, masih tinggi. Sejak pelaksanaan PSBB tanggal 10 April lalu, rata-rata penularan masih di atas 100 orang per hari.
Sementara untuk menghentikan penularan di wilayah Kabupaten Bogor atau local transmission, lima kepala daerah juga sepakat untuk meminta pemerintah pusat membuat kebijakan yang terintegrasi dengan kebijakan pemerintah daerah. Perusahaan atau pabrik beroperasi selain perusahaan atau pabrik yang dikecualikan, kita minta dihentikan sementara operasinya, terutama yang tidak mematuhi aturan PSBB seperti jaga jarak.
Tetapi, di atas semua itu, yang sangat penting adalah bagaimana mencegah penularan terhadap masyarakat Kabupaten Bogor yang jumlahnya mencapai hampir 6 juta orang.
Ini menjadi prioritas utama, karena semua berpotensi tertular, mengingat virus sudah merasuk ke hampir ke semua kecamatan.
Memang tidak semua kecamatan masuk zona merah. Tetapi kecamatan yang tidak masuk zona merah itu, masing-masing ada pasien dalam status orang dalam pemantauan atau ODP, yang juga harus diantisipasi agar tidak menjadi sumber penularan.
Semakin banyak yang tertular semakin banyak yang menderita. Semakin lama kita menyelesaikan pandemi ini semakin lama kita melakukan langkah-langkah perbaikan untuk menyejahterakan rakyat.
Bagaimana cara mencegah masyarakat Kabupaten Bogor tidak tertular lebih banyak lagi?
Ada dua cara yang akan dilakukan.
Pertama, memberikan sanksi yang lebih tegas kepada masyarakat yang tetap membandel dan belum atau tidak disiplin menjalankan aturan yang ada dalam PSBB seperti tinggal di rumah, diam di rumah, dan jika terpaksa keluar harus memakai masker dan sarung tangan, dan setelah kembali ke rumah harus mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir.
Kedua, bagi masyarakat yang sesungguhnya ingin mematuhi PSBB, tetapi karena satu dan lain hal, tidak menjalankan PSBB. Mungkin karena kurang mengerti atau karena terpaksa harus keluar rumah.
Untuk masyarakat seperti ini, masyarakat Bogor dan Jawa Barat pada umumnya punya konsep yang sudah teruji, dan sudah menjadi bagian dari jiwa setiap orang Jawa Barat sejak zaman dahulu kala, yakni silih asah, silih asuh, silih asih.
Konsep silih asah, silih asuh, silih asih ini sangat mengena karena masalah corona bukan hanya masalah kesehatan, atau masalah ekonomi, tetapi juga masalah kemanusiaan.
Dalam sejumlah kasus, konsep silih asah, silih asuh, silih asih sudah berjalan. Pada PSBB perpanjangan, saya berharap dapat ditingkatkan.
Dalam hal ini, saya mengajak para tokoh masyarakat mulai dari alim ulama, tokoh masyarakat adat, cerdik pandai, tokoh masyarakat mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa, RT dan RW, untuk silih asah atau saling bertukar ilmu, satu sama lain mengajarkan apa yang diketahui dan kuasai.
Saya mengajak silih asuh dengan saling mengasuh, mengayomi, membimbing satu sama lainnya.
Saya mengajak silih asih dengan saling mencintai satu sama lainnya, saling menunjukan kepedulian, memberikan apa yang dibutuhkan dengan tulus.
Mari kita buktikan bahwa tradisi yang sudah diketahui secara turun temurun ini dapat menjadi senjata ampuh untuk melawan covid-19 yang masih merajalela. []