BOGOR-KITA.com – Tidak terasa lima tahun masa kepemimpinan Bima Arya Sugiarto dan Usmar Hariman akan habis. Selama masa menjabat di periode 2014-2019 banyak dinamika yang terjadi di pemerintahan Kota Bogor. Bima Arya yang merupakan kader PAN dan Usmar Hariman dari Gerindra memimpin langsung Briefing Staff Pemkot Bogor untuk yang terakhir kalinya di Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, Kamis (4/4/2019).
Briefing Staff yang biasa dilakukan dua minggu sekali tersebut berjalan seperti biasanya, tidak ada haru yang menyelimuti ASN Kota Bogor karena masa kepemimpinan Bima-Usmar sudah usai. Karena nantinya Kota Bogor masih akan dipimpin oleh Bima Arya Sugiarto namun dirinya menggandeng Dedie A. Rachim yang merupakan mantan salah satu direktur di KPK.
Setelah Briefing Staff selesai, Bima dan Usmar duduk di teras Balaikota ditemani dengan secangkir kopi liong yang selalu dijual namanya karena merupakan kopi khas Kota Bogor oleh kedua pemimpin Kota Bogor tersebut. Sambil menikmati kopi, Bima dan Usmar melakukan press conference dengan awak media.
Bima mengawali dengan ucapan terimakasih kepada Usmar Hariman yang sudah dianggap oleh dirinya sebagai seniornya yang selalu membantu dirinya untuk memahami tentang seluk beluk aturan, karena Usmar sendiri sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bogor.
“Hari ini, hari yang terakhir di ujung masa jabatan, saya sampaikan beberapa pesan dan juga menyampaikan terimakasih kepada Pak Wakil, karena saya merasa lima tahun ini sangat banyak dibantu dalam hal pemahaman-pemahaman tentang seluk beluk aturan,” katanya.
Saat menyinggung masalah kedinasan dan program-program yang dijanjikan oleh dirinya dan Usmar, Bima menekankan bahwa dari semua sektor enam skala prioritas yang diusung oleh dirinya dan Usmar, dirinya masih belum puas dari sektor transportasi.
“Harus jujur saya akui, saya kurang puas di sektor transportasi. Semua catatannya baik, tapi khusus di bidang trasnportasi masih banyak catatan, rerouting, konversi, R3, R2, BIRR dan itu semua catatan saya yang paling utama,” tegasnya.
Lebih lanjut, persoalan renovasi Terminal Baranangsiang juga masih menemui kendala terkait dengan kejelasan dari UU no.23 Tahun 2014 yang menjadi landasan Pemkot menyerahkan asetnya (Terminal Baranangsiang) kepada pusat.
“Kemarin saya di rapat kabinet menyampaikan kepada presiden, kemudian Jaksa Agung, Menteri Keuangan meminta untuk menyetop proses serah terima Baranangsiang ke pusat, ini kan jadi panjang lagi. Karena ini beda penafsiran, Kementerian Dalam Negeri termasuk Perhubungan menganggap UU no.23 tahun 2014 tentang otonomi itu diserahkan asetnya, tapi menurut Jaksa Agung dan Menteri Keuangan tidak bisa, aset itu tidak bisa diserahkan hanya melalui berita acara Muspida, jadi harus ada proses sendiri, ini ada beda penafsiran. Tapi Presiden, Wapres, Menteri Keuangan dan Jaksa Agung sepakat untuk menghentikan dulu,” bebernya.
Di sisi lain, Bima yang kemungkinan belum bisa dilantik untuk menjabat sebagai Walikota untuk periode ke-2 karena adanya pilpres dan kemungkinan posisinya akan digantikan oleh Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, menekankan kepada ASN Kota Bogor saat Briefing Staff bahwa ASN harus berhati – hati di masa-masa injury time menjelang pemilu 2019.
“Saya titip untuk menjaga kebersamaan, karena nanti ketika pilpres bukan lagi Walikota dan saya percaya Sekda sebagai plh bisa melakukan itu. ASN harus netral, boleh memilih tapi tidak boleh demonstratif dengan menampilkan logo di Facebook Instagram atau yang lainnya, hati-hatilah,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Usmar Hariman memperlihatkan sikap kedewasaan dirinya, walaupun tidak digandeng untuk periode yang ke dua, Usmar menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Bima-Usmar, Kota Bogor mengalami perubahan dan semua orang harus bisa membuka mata dan telinga untuk mempercayai hal tersebut walaupun belum maksimal.
“Angka kemiskinan menurun di dalam LKPJ dan AMJ kita, kalau tidak salah di 738 sudah turun dari angka awal lima tahun lalu di angka 938 jadi lumayan lah,” katanya.
Selain itu, dirinya juga berharap bahwa catatan kedinasan yang akan dikeluarkan oleh DPRD baik-baik saja dan juga dirinya sendiri mengakui tidak ada pesan khusus untuk Dedie A. Rachim serta belum mau memikirkan kedepannya apa yang akan dia lakukan setelah habis masa jabatan.
“Tidak ada wasiat lah, langsung saja jalan. Apa ya yang akan saya lakukan setelah habis masa jabatan, untuk kampanye itu memang sudah hukum alam di dunia politik, cucu belom punya dan anak belum kawin, jadi nikmatin saja dulu,” pungkasnya.
Di akhir sesi tanya jawab, Bima dan Usmar sepakat bahwa seorang pemimpin tidak dapat bekerja sendiri-sendiri, kebersamaan itu penting sehingga seorang pimpinan harus menjaga kebersamaan, harus selalu mendorong supaya semuanya bisa bergerak bersama-sama tetapi semangatnya juga harus sama dan harus selalu membuka diri serta berkolaborasi dengan siapapun juga. [] Fadil