Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah, Wujudkan Museum Pajajajaran Sebagai Pusat Sejarah Sunda
BOGOR-KITA.com, BOGOR Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bogor meresmikan rehabilitasi Cungkup Prasasti Batutulis serta pengintegrasian area Balai Pelestarian Kebudayaan Bumi Ageung Batutulis, Rabu (31/12/2025).
Peresmian ini menandai penguatan kolaborasi lintas pemerintahan untuk mewujudkan pembangunan Museum Pajajaran sebagai pusat informasi sejarah yang terintegrasi dan modern.
Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman, Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, serta Wakil Wali Kota Bogor Jaenal Mutaqin.
Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman, menegaskan bahwa proyek ini merupakan instruksi langsung dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lanjut Herman, telah menyiapkan langkah konkret termasuk pendanaan awal.
“Kami memberikan dukungan penuh. Tim teknis sudah turun untuk menyusun perencanaan Museum Pajajaran dengan estimasi anggaran sekitar Rp16 miliar. Ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan upaya luar biasa untuk menjaga ruh sejarah leluhur agar tetap hidup bagi generasi mendatang,” ujar Herman.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan bahwa kunci keberhasilan sebuah museum terletak pada kekuatan substansi kontennya. Kementerian Kebudayaan, menurutnya, berkomitmen terjun langsung dalam aspek kurasi.
“Bangunan yang megah harus diimbangi dengan storyline dan tata pamer yang kuat. Kami akan membantu menyusun narasi sejarah agar pengunjung mendapatkan pengalaman edukasi yang mendalam. Kami juga membuka ruang bagi sejarawan, arkeolog, komunitas, hingga pihak swasta untuk berkolaborasi,” jelas Fadli.
Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyambut optimis sinergi lintas pemerintahan tersebut. Ia memproyeksikan Museum Pajajaran tidak hanya sebagai destinasi edukasi sejarah, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal.
“Nantinya kawasan ini akan menjadi magnet wisata baru. Akan tumbuh UMKM, mulai dari pusat suvenir khas Bogor, wisata kuliner, hingga kafe yang mampu menyerap tenaga kerja. Orang datang ke Bogor tidak hanya untuk jalan-jalan, tetapi juga pulang membawa ilmu sejarah,” jelasnya. [] Ricky
