Guru Besar IPB University Sebut Agroforestri jadi Kunci Transmigrasi Rendah Karbon
BOGOR-KITA.com, BOGOR – IPB University menegaskan komitmennya dalam mendorong pengembangan ekonomi hijau nasional melalui pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. A Faroby Falatehan, SP, ME dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Dalam orasi ilmiah berjudul “Pembangunan Rendah Karbon Berbasis Agroforestri di Kawasan Transmigrasi untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat”, Prof. Faroby menawarkan konsep baru pembangunan transmigrasi yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat ketahanan iklim dan menurunkan emisi karbon.
Prof. Faroby menjelaskan bahwa transmigrasi memiliki sejarah panjang dalam pembangunan Indonesia. Akar kebijakannya telah muncul sejak era kolonisasi pada 1899 melalui politik etis Van Deventer, kemudian berkembang pesat pada masa Orde Baru sebagai instrumen pemerataan penduduk dan perluasan lahan pertanian. Namun, pendekatan sebelumnya dinilai masih berfokus pada pembukaan lahan dan eksploitasi produksi, sehingga aspek lingkungan belum menjadi perhatian utama.
“Kini transmigrasi memasuki fase baru, dari pembangunan berbasis lahan menjadi pembangunan berbasis nilai tambah dan keberlanjutan. Inilah Transmigrasi Berparadigma Hijau,” tegasnya dalam konferensi pers pra-orasi ilmiah, Kamis (27/11/2025).
Prof. Faroby memaparkan model pembangunan rendah karbon berbasis agroforestri yang dikembangkan di Kawasan Transmigrasi Kahingai, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Daerah ini memiliki potensi agroklimat 100-500 mdpl yang cocok untuk pengembangan kopi dan buah-buahan bernilai ekonomi tinggi.
“Kawasan Kahingai juga menjadi menarik karena telah menerapkan model corporate farming untuk komoditas kopi. Kolaborasi multi-aktor dilakukan antara Kementerian Pertanian, Kementerian Desa PDTT, Pemerintah Kabupaten Lamandau, serta PT Sulotco Jaya Abadi sebagai offtaker, dengan kelompok transmigran sebagai pelaku utama. Saat ini, 129 Kepala Keluarga mengelola ±100 hektare lahan usaha di kawasan tersebut,” paparnya.
Orasi ini, kata Prof Faroby membandingkan model monokultur kopi yang saat ini berjalan dengan rencana agroforestri melalui sistem polikultur kopi-durian. Berdasarkan analisis finansial menggunakan diskonto 6% dan horizon 20 tahun, sistem agroforestri terbukti memberikan keuntungan ekonomi yang jauh lebih tinggi.
Dengan diversifikasi tanaman, risiko fluktuasi harga dapat ditekan, pendapatan petani meningkat, dan biaya produksi tetap efisien.
“Ekonomi hijau terbukti bukan beban. Ia adalah keputusan ekonomi paling rasional dan menguntungkan masyarakat,” ujarnya.
Selain keuntungan ekonomi, lanjut Prof Paroby sistem agroforestri juga memberikan manfaat mitigasi karbon yang signifikan.
“Berdasarkan perhitungan biomassa, agroforestri pada lahan 100 hektare mampu menyerap 9.938 ton CO₂e dalam 20 tahun jauh lebih tinggi dibandingkan baseline lahan kosong atau semak belukar,” jelasnya.
Model ini mencatat potensi pengurangan emisi hingga 4.923,52 ton CO₂e, yang dapat diperjualbelikan melalui skema Voluntary Carbon Market (VCM). Dengan harga karbon USD 5 per ton CO₂e, transmigran berpotensi memperoleh pendapatan hingga Rp 393,8 juta pada tahun ke-20 melalui skema benefit sharing.
“Transmigrasi menjadi instrumen penting dalam pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) dan target Indonesia Net Zero Emission 2060,” terangnya.
Untuk memastikan model ini berkelanjutan, Prof. Faroby merancang pembentukan BUMTrans sebagai kelembagaan inti, serta Konsorsium BUMTrans untuk memperkuat implementasi proyek karbon komunitas lintas provinsi.
“Konsorsium ini akan berfungsi sebagai agregator karbon, pengelola dana dan pembagian manfaat, pusat MRV digital, serta fasilitator kemitraan nasional dan internasional,” ucapnya.
Prof. Faroby menyampaikan pesan filosofis mengenai masa depan pembangunan transmigrasi.
“Ketika transmigran menanam kopi dan durian, mereka sesungguhnya sedang menanam masa depan Indonesia masa depan yang hijau, tangguh, dan berkeadilan ekologis. Transmigrasi bukan bab lama sejarah pembangunan Indonesia, melainkan bab baru peradaban hijau bangsa,” pungkasnya. [] Ricky
