Nasional

KBRI Moskow Selenggarakan Kongres Perdana Bahasa Indonesia di Rusia, Soroti Diplomasi Budaya dan Pengakuan Global

BOGOR-KITA.com, RUSIA –  Untuk pertama kalinya di Rusia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow, melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaannya, mengadakan Kongres Bahasa Indonesia.

Kongres yang mengusung tema “Bahasa Indonesia di Rusia: dari Diplomasi Lunak menuju Pengakuan Internasional” ini berlangsung pada 5 November 2025 di Perpustakaan Sastra Asing M.I. Rudomino, Moskow, dan dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang didominasi oleh Indonesianis muda asal Rusia.

Acara ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan Perpustakaan Sastra Asing Rusia, antara lain Marina Pavlovna Zakharenko (Direktur Jenderal) dan Miguel Khayrovich Palacio (Deputi Direktur Jenderal Kerja Sama Antarwilayah dan Internasional).

Kehadiran mereka menunjukkan dukungan institusi setempat terhadap upaya promosi bahasa Indonesia.

Tampak hadir pula Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares, beserta Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, Khoirul Rosyadi, dan pejabat dari Fungsi Penerangan Sosial Budaya, Noor Alexandra Mustajab. Sebagai pembicara, kongres ini menghadirkan Marina Frolova (dosen dan peneliti Institut Negara Asia Afrika/ISAA MGU), Polina Evsyukova (dosen High School of Economics/HSE University Moskow), dan Khoirul Rosyadi.

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menggarisbawahi capaian signifikan bahasa Indonesia di panggung dunia. Beliau menyatakan, “Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO pada tahun 2023, dan pada 4 November 2025 kemarin, kami kembali membuat sejarah dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam pidato di Sidang Umum UNESCO.”

Baca juga  Dukung Ekonomi Inklusif, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan Raih Gold Award Di INTECHSEA 2025

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah juga menyampaikan harapannya agar kongres perdana ini dapat menjadi sarana untuk menyatukan berbagai potensi dan merancang solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi. “Melalui kongres ini, saya berharap akan muncul pemikiran-pemikiran baru yang segar untuk terus mendukung upaya penginternasionalan bahasa Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009,” ujar Mendikdasmen.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikdasmen juga menyampaikan apresiasi kepada KBRI Moskow atas inisiatif penyelenggaraan kongres. “Kementerian juga mengapresiasi Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow dan berbagai pihak yang telah berkolaborasi dengan KBRI Moskow dalam mendukung terselenggaranya kongres ini,” tutur beliau.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Hafidz Muksin, lewat pidato video, menekankan peran kunci program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam penyebaran bahasa Indonesia di kancah internasional, khususnya di Rusia. Oleh karena itu, inovasi terus dilakukan sebagai strategi pengembangan BIPA ke depan.

“Kami terus melakukan inovasi dalam pengajaran BIPA, termasuk pengembangan platform digital dan materi ajar yang lebih interaktif. Kami berkomitmen meningkatkan kualitas pengajaran BIPA melalui sistem sertifikasi yang komprehensif, dan tahun depan akan meluncurkan program sertifikasi bertaraf internasional untuk para pengajar BIPA,” tegas Hafidz.

Baca juga  Tips Aman Berbelanja di Pasar di Tengah Pandemi

Di sisi lain, Duta Besar Jose Antonio Morato Tavares dalam sambutannya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga Kongres Bahasa Indonesia I di Rusia ini dapat terselenggara dengan sukses. “Ini menjadi momentum penting dan bersejarah karena kegiatan kongres bahasa Indonesia ini baru yang pertama diselenggarakan di Rusia,” jelasnya. “Saya berharap acara kongres ini akan dilaksanakan setiap tahun,” tambah Dubes.

“Saya optimis bahwa acara kongres ini akan semakin meningkatkan persahabatan Indonesia dan Rusia, yang sudah mencapai 75 tahun dan telah ditingkatkan menjadi hubungan kemitraan strategis pada tahun 2025 ini,” yakinkan Duta Besar.

Kongres Bahasa Indonesia di Rusia ini sekaligus menandai pembukaan Peringatan Hari Kebudayaan Indonesia 2025, yang berlangsung dari 5 hingga 9 November 2025. Acara ini merupakan bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia dan menekankan pentingnya komitmen bersama dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah kedua negara, akademisi, komunitas Indonesianis, pegiat bahasa, serta dunia usaha.

Bahasa Indonesia di Rusia: Sejarah, Modal Sosial, dan Strategi Pengembangan

Pada sesi presentasi, Marina Frolova memaparkan sejarah pengajaran bahasa Indonesia di Rusia. Menurutnya, “Bahasa Indonesia telah diajarkan di Rusia sejak akhir 1950-an hingga sekarang. Pertama kali Bahasa Indonesia diajarkan dimulai dari Universitas Negeri Moscow Lomonosov.”

Selanjutnya, pengajaran bahasa Indonesia kemudian berkembang ke beberapa perguruan tinggi di Rusia. “Hingga saat ini, pengajaran bahasa Indonesia berlangsung di berbagai institusi ternama Rusia, termasuk MGIMO, Institut Negeri-Negeri Asia dan Afrika, Far Eastern Federal University, Kazan University, dan Saint Petersburg State University,” tegas Marina.

Baca juga  ACT Kaget Keputusan Pencabutan Izin oleh Kemensos

Sementara itu, Polina Evsyukova dalam pemaparannya menyoroti hubungan antara bahasa Indonesia dan nilai budaya gotong royong sebagai modal sosial yang penting. “Saya kira Bahasa Indonesia dan budaya gotong royong adalah modal sosial yang amat penting bagi masyarakat Indonesia yang menjadikan negara ini harmonis dan damai hingga saat ini,” terangnya.

Di kesempatan yang sama, Khoirul Rosyadi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, memaparkan kondisi terkini pengajaran bahasa Indonesia di Rusia. Beliau mengidentifikasi beberapa tantangan utama dalam pengembangan bahasa Indonesia di Rusia.

“Beberapa tantangan yang kita hadapi dalam pengembangan Bahasa Indonesia di Rusia adalah keterbatasan jumlah pengajar BIPA bersertifikasi, minimnya materi ajar yang kontekstual dengan budaya Rusia, serta kompetisi dengan bahasa asing lainnya yang lebih mapan,” terang Khoirul Rosyadi. “Untuk mengatasi tantangan tersebut, kami mengajukan empat strategi utama, pertama, penguatan SDM melalui pelatihan dan sertifikasi pengajar BIPA, kedua, pengembangan materi ajar digital yang sesuai konteks Rusia, ketiga, ekspansi program BIPA ke lebih banyak kota di Rusia, keempat, riset dan advokasi untuk pengakuan resmi dalam kurikulum pendidikan tinggi Rusia,” jelas Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow tersebut. [] Amy

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top