BOGOR-KITA.com, BOGOR – Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bogor, Zaenul Mutaqin, mendorong Pemerintah Kota Bogor agar menambah anggaran untuk insentif guru ngaji atau guru madrasah non formal di Kota Bogor.
Hal itu disampaikan Zaenul dalam pembahasan KUA-PPAS Anggaran tahun 2021 bersama DPRD dan Pemkot Bogor di Gedung paripurna DPRD Kota Bogor pada Rabu, (26/8/2020).
Zaenul meminta pemkot lebih memperhatikan nasib para guru ngaji atau madrasah yang juga sangat terdampak oleh kondisi pandemi covid-19 saat ini dan ke depan.
“Saya merasa prihatin melihat kondisi masyarakat saat ini karena dampak covid-19, termasuk nasib para guru ngaji di madrasah-madrasah non formal, untuk itu saya mendorong pemkot agar lebih memperhatikan nasib mereka,” ucap Zaenul.
Ketua DPC PPP Kota Bogor ini berharap, insentif yang diterima oleh guru ngaji yang selama ini hanya Rp50.000 per bulan bisa dinaikkan menjadi minimal Rp150.000 per bulannya.
“Kenaikan yang diusulkan ini saya rasa cukup rasional, mengingat kebutuhan hidup masyarakat saat ini cukup tinggi, apalagi mereka tidak mempunyai penghasilan tetap, ditambah kondisi sulit seperti sekarang ini. Kenaikan insentif itu tentu saja harus sesusai dengan kemampuan keuangan daerah, saya rasa Pemkot Bogor sudah termasuk kategori mampu,” ujarnya.
Ia menambahkan pada tahun 2020 ada sekitar 2.500 guru ngaji yang mendapat insentif sebesar Rp50.000 perbulan. ” Di tahun depan akan bertambah 100 menjadi 2.600 guru ngaji se-kota Bogor,” tandasnya
Sebagai informasi, sudah tiga tahun berjalan, pemkot memberikan insentif kepada guru ngaji non formal se-kota Bogor. Kebijakan ini berdasar pada Peraturan Daerah Diniyah Taqmiliah yang merupakan perda inisiatif DPRD yang telah ditetapkan oleh DPRD bersama Walikota Bogor beberapa tahun lalu. [] Ricky
