‘Transformasi Nilai-Nilai Lokal dalam Pengembangan Industri dan Ekonomi Kreatif’
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS) IPB University kembali mengelar kajian IPB Strategic Talks yang bertajuk “Nusantaranomics: transformasi nilai-nilai lokal dalam pengembangan industri dan ekonomi kreatif”. Transformasi nilai-nilai lokal dalam pengembangan industri dan ekonomi kreatif menjadi penting di tengah upaya untuk memulihkan perekonomian pasca pandemi Covid-19.
Alfian Helmi, Asisten Direktur Informasi Strategis DPIS IPB, mengungkapkan bahwa gagasan nusantaranomics yang bercirikan lokalitas nusantara perlu terus digaungkan di tengah tantangan global yang semakin kompleks. “Nusantaranomics yang berbasiskan kebudayaan lokal bisa menjadi tawaran alternatif untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19”, lanjutnya.
Kegiatan IPB Strategic Talks Seri Nusantaranomic keenam ini menghadirkan empat pembicara utama, yaitu Haryono (Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa), Iwan Nurhadi (Dosen Universitas Brawijaya), Lala M. Kolopaking (Dosen IPB University) dan Umar Juoro (Senior Fellow The Habibie Center).
Didin S. Damanhuri, selaku penggagas nusantaranomics yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, pada diskusi kali ini mengungkapkan bahwa nilai-nilai lokal dalam nusantranomics adalah kekuatan untuk pengembangan industri dan ekonomi kreatif. Pada kesempatan yang sama, Umar Juoro, Senior Fellow The Habibie Center, menyampaikan bahwa nusantaranomics yang bertumpu pada kearifan dan kreativitas lokal sangat mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut dalam bingkai ekonomi kreatif dan ekonomi digital. Sementara itu, Lala M. Kolopaking menambahkan bahwa dengan adanya tranformasi digital nusantaranomics perlu bermuatan solusi cerdas untuk mengatasi masalah-masalah yang sifatnya struktural.
Dari sisi praksis, pembicara lainnya, Haryono, Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, mencontohkan industri rotan berbasis kearifan lokal yang ada di Cirebon. Ia memaparkan bukti bahwa industri rotan lokal yang memanfaatkan bahan baku dari alam Indonesia yang kaya dapat menjadi suatu produk yang bernilai ekonomi.
Selain itu, praktik nusantaranomics lain dalam pengembangan industri dan ekonomi kreatif dapat dilihat pada bagaimana Suku Osing di Banyuwangi memajukan pariwisatanya dengan creativepreneurship yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini disampaikan oleh Iwan Nurhadi selaku Dosen Universitas Brawijaya. Ia menambahkan efek multiplier pariwisata berhasil menurunkan presentase penduduk miskin di Banyuwangi.
Diskusi yang terlaksana atas Kerjasama antara Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis IPB, Lingkar Kajian Ekonomi Nusantara (LKEN) dan Komunitas Angkringan Bentara Rakyat (AKAR) ditutup dengan foto bersama. (RG-DPIS).