Tempat Ngopi yang Gak Biasa, Sapa Remadja
BOGOR-KITA.com, BOGOR- Tepat dua tahun lalu setelah kebijakan di rumah saja digalakkan, Fahriza mendapatkan ide untuk membongkar kamar tidur dan ruang keluarga di kediaman orang tua yang terletak di Jl. Ciwaringin Gg. Melati No.10, RT.02/RW.04, Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor untuk dijadikan sebuah warung kopi. Warung kopi yang tak biasa ini diberi nama Sapa Remadja.
Hal tersebut tentu miliki berbagai alasan. Seperti guna menciptakan suasana hangatnya rumah untuk rekan-rekan yang merindukan rumah, memuntahkan stigma perihal ngopi mesti begini atau begitu, penerapan dari konsep berwirausaha yang tidak mesti muluk-muluk, dan alasan lain yang paling kuat tentu saja agar saya bisa menikmati kopi dan tembakau seenaknya di setiap harinya.
“Sejak saya SMP hingga kuliah, memang kediaman orang tua saya sering digunakan sebagai ruang berkegiatan. Misalnya, dijadikan tempat untuk mengerjakan tugas sekolah hingga ruang dalam proses berkesenian,” kata Fahriza kepada BOGOR-KITA.com, Rabu (2/3/2022).
Bahkan sebelum memutuskan untuk mendirikan warung kopi, rumah ini sempat dijadikan bengkel sablon dan bengkel oleh Fahriza, kerajinan kayu bersama beberapa rekannya.
“Jadi memang sudah cukup mafhum bila kediaman orang tua saya yang sangat mungil itu selalu dihuni oleh banyak orang,” tambahnya.
Saat ide membangun warung kopi dan tembakau terealisasikan, Fahriza pikir hanya akan berjalan paling lama tiga bulan saja. Namun ternyata masih bertahan hingga menginjak usia dua tahun.
Dan selama dua tahun ini, tentu disinggahi beragam cerita. Banyak rekan yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu, kini bersambang kembali. Selain itu tidak sedikit juga orang-orang baru yang berawal dari pengunjung biasa malah menjadi rekan akrab.
Dan dari setiap pengunjung jelas miliki karakter dan obrolan yang selalu beragam. Hal itulah yang mungkin membikin tipikal orang yang ingin serba tahu sekaligus kesepian seperti saya ini merasa nyaman dan lengkap.
“Tentu masih banyak cerita mengenai warung kopi yang berdiri di dalam rumah mungil yang diberi nama Sapa Remadja. Bila kamu ingin menyimak lebih banyak lagi, atau bahkan ingin berbagi cerita, silakan datang saja kapan pun kamu mau. Pintu Sapa Remadja selalu terbuka tanpa pernah bertanya merk pakaian apa yang kamu kenakan atau berapa banyak uang yang kamu punya,” ujarnya. [] Sandi