Teknologi Karantina Meningkatkan Daya Saing Hortikultura Tropika di Pasar Global
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Guru besar IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhani menyoroti pentingnya teknologi karantina dalam meningkatkan daya saing hortikultura tropika di pasar global. Fokus utama adalah mengatasi hambatan ekspor akibat serangan hama lalat buah.
Dalam era globalisasi perdagangan, tantangan baru dalam pembangunan pertanian muncul. Rokhani mengatakan bahwa jika komoditas lokal tidak mampu bersaing dengan impor, petani dapat dirugikan oleh banjirnya pasar domestik dengan produk negara lain.
“Komoditas pertanian sering menjadi inang bagi hama, terutama lalat buah, yang dapat menghambat ekspor,” kata Rokhani Kamis (25/1/2024).
Oleh karena itu, penerapan teknologi karantina untuk memenuhi peraturan di negara tujuan ekspor menjadi kunci. Badan Karantina Indonesia menetapkan tindakan perlakuan karantina yang menjamin terbunuhnya lalat buah tanpa merusak kualitas komoditas.
“Pentingnya memastikan mutu, keamanan, dan kehalalan komoditas dari petani hingga distributor melalui penerapan standar manajemen dan produk,’ ujarnya.
“Persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS) juga menjadi bagian integral dalam menjaga kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,” tambahnya.
Teknologi karantina, lanjutnya melibatkan fumigasi, perlakuan panas, iradiasi, atau kombinasi keduanya, menjadi keniscayaan.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan senyawa kimia tertentu, seperti etilen dibromida, telah dilarang sejak 1984. Sebagai alternatif, perlakuan panas metode Vapour Heat Treatment (VHT) dinilai efektif dan aman.
Penelitian VHT di IPB University sejak 2002 menunjukkan hasil positif. Mortalitas lalat buah mencapai 100% pada suhu 46 oC selama 10 menit.
“Perlakuan pada mangga Arumanis menunjukkan ketahanan tanpa menyebabkan kerusakan fisik atau fisiologis yang signifikan,” jelasnya.
Menurutnya, pentingnya teknologi penanganan pascapanen seperti pendinginan, pelilinan, dan penggunaan MAP atau CAS untuk memperpanjang masa simpan komoditas hortikultura menjadi sorotan.
“Perluasan kemitraan strategis di antara pelaku agribisnis untuk memperkuat sistem transportasi, infrastruktur, dan proses ekspor,” pungkasnya. [] Ricky
Ikuti Bogorkita di Google News