Sering Diusir Saat Jual Gemblong di Stasiun Bogor, M Ridho Asal Gadog Banting Setir jadi Perajin Sapu Lidi
BOGOR-KITA.com, MEGAMENDUNG – Jika ada kemauan pasti akan ada jalan. Hal ini yang dipahami betul oleh Muhamad Ridho. Karena sering diusir saat berjualan gemblong di Stasiun Bogor, kini ia banting setir menjadi perajin sapu lidi.
Awalnya tidak mudah ketika harus menawarkan sapu lidi yang ia buat. Satu per satu warung penjual sapu lidi didatangi, tak banyak yang mau.
Meski demikian, bapak empat anak asal Kampung Gadog, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor ini tak pernah menyerah demi memenuhi kebutuhan keluarga, dan akhirnya kerja kerasnya pun membuahkan hasil di saat satu persatu warung penjual sapu lidi mau menerima produknya.
“Awalnya memang cuman pesan 5 atau 10, tapi itu juga lumayan untuk awal,” ujarnya saat diwawancara, Minggu (15/8/2021).
Berjalan waktu, usahanya sebagai perajin sapu lidi mulai mengalami kemajuan. Pesanan demi pesanan datang.
Saat ini, Muhamad Ridho bersama istrinya dalam sehari bisa membuat 60 ikat sapu lidi yang dijual perikatnya Rp3.000.
Untuk memenuhi bahan baku sapu lidi, ia harus mencari ke daerah Sukabumi tepatnya di wilayah Cisaat.
Wilayah pemasarannya sendiri tidak hanya di Kecamatan Megamendung, tapi sudah menjarah ke Kota Bogor.
“Dalam satu hari omzet yang saya dapat bisa mencapai 400 sampai 500 ribu, kalau hasilnya segitu saya kebagian 200 sampai 250 ribu,” ucapnya.
Mendapatkan penghasilan sejumlah itu, Muhammad Ridho mengaku bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, baik makan maupun anak sekolah, dan bahkan sudah bisa menabung. [] Danu