Kota Bogor

Sastra Langit dan Bahasa Bumi di Masa Pandemi

Oleh: MJ. Fahri

(Jurnalis Senior Bogor)

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wabah pandemi Corona Virus Disseas (Covid-19) yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia, telah membuat manusia kelimpungan. Penyebaran wabah pandemi global ini, terhitung sangat cepat dan menyerang siapa saja tanpa memandang strata sosial, suku, agama, ras atau golongan dari korbannya.

Dilalahnya, virus ini juga bukan hanya menyerang kesehatan badan, namun juga pada tahapan atau fase tertentu, sanggup merenggut jiwa manusia.

Sontak, umat manusia pun mulai tersadarkan pentingnya menjaga serta merawat kesehatan diri, keluarga, lingkungan maupun alam. Semua orang pun terbangun dari ‘keserakahan individu’ dan mulai bersatu padu serta bergerak kompak untuk melawan, memerangi dan ingin mengalahkan virus kasat mata ini.

Di sisi lain, perang melawan virus Covid-19 juga memerlukan kedisiplinan bersama sebuah bangsa untuk mampu mencegah dan menghentikan penyebaran virus ini.

Beberapa negara pun mulai menggunakan otoritas atau kewenangannya untuk melindungi kesehatan serta menyelamatkan jiwa rakyatnya dari serangan virus corona. Ada yang memberlakukan lockdown, karantina wilayah dan lainnya. Adapula pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di Indonesia, yang di dalamnya memuat berbagai aturan seperti menjaga jarak fisik, menjaga jarak sosial serta pembatasan sementara beberapa aktifitas/kegiatan masyarakat.

Baca juga  FH Unpak Gelar Silaturahmi Idul Fitri dan Syukuran Gedung Baru

Pemberlakuan PSBB yang membatasi beberapa aktivitas masyakat tersebut, mulai memunculkan dinamika sosial di tengah masyarakat, terutama dalam masalah ekonomi. Meskipun, pemerintah sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menjanjikan dan menyiapkan bantuan sosial (bansos) untuk warga masyarakat terutama bagi korban terdampak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun, kesiapan pemerintah dengan berbagai program bansos yang siap digulirkan tersebut ternyata memerlukan proses dan waktu panjang. Pendataan dan validasi data warga terdampak yang cukup banyak serta rumit, menjadi salah satu kendala. Sementara, masyarakat terdampak, merasa sudah mulai terdesak oleh kebutuhan ekonomi sehari – hari.

Ironisnya, niat baik adanya bansos dari pemerintah untuk masyarakat terdampak ini, justeru menimbulkan dinamika atau polemik baru di tengah masyarakat. Hal ini karena adanya informasi dan komunikasi yang tersiar di ruang publik dan bisa diakses oleh setiap orang/individu. Ada informasi dengan bahasa sastra langit yang berisi janji dan harapan, namun ada pula informasi dengan gaya bahasa bumi yang penuh keterbatasan dan tertekan oleh kenyataan.

Baca juga  DPRD Kota Bogor Dorong Penambahan Gedung Sekolah Baru

Untuk mengerti bahasa sastra langit, membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi dan harus menempuh proses penuh kehati-hatian untuk dapat memaknainya. Tidak aneh, bahasa sastra langit akhirnya hanya mampu dipahami oleh segelintir/sekelompok orang. Sementara bahasa bumi, selain sangat sederhana dan digunakan sebagian besar orang (masyarakat) awam, juga memiliki karakter yang cenderung cepat dan langsung menjadi kenyataan.

Itulah kenapa statemen bahasa sastra langit dari para pejabat tinggi, kadang menjadi sebuah polemik saat diterima, didengar dan diartikan sendiri oleh masyarakat yang mayoritas menggunakan bahasa bumi.

Tidak salah memang jika seseorang menggunakan bahasa sastra langit dalam memberikan informasi dan membuka komunikasi, tapi tidak salah juga saat orang lain menggunakan bahasa bumi sesuai kebiasaanya.

Baca juga  Corona Kabupaten Bogor: Positif Naik Tipis, 66, Sembuh Masih Tinggi, 97, Meninggal 1 Orang

Satu hal yang harus sama dan menjadi fokus bersama saat ini adalah, bagaimana membangun informasi dan komunikasi yang bisa saling menguatkan, saling mendukung, saling memahami dan saling peduli untuk menundukkan pandemi ini.

Pejabat harus bisa merangkul dan melindungi masyarakat. Rakyat harus bisa mendukung dan membantu pejabat. Virus corona harus dilawan bersama dengan menguatkan kerja sama antara semua pihak. Sudah saatnya, mempersempit jarak pemahaman informasi dan komunikasi antara pengguna bahasa sastra langit dan pengguna bahasa bumi. Karena Indonesia pasti bisa segera kalahkan wabah virus corona. []

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top