Kab. Bogor

Rumpin Darurat ASN Tenaga Pengajar

BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Kecamatan Rumpin yang memiliki 14 wilayah desa dan ratusan sekolah, sekarang ini masih mengalami kekurangan guru atau tenaga pengajar. Apalagi jika kekurangan guru itu dikaitkan dengan guru yang telah statusnya telah diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Suwarna, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Rumpin, mengungkapkan, saat ini anggota PGRI Kecamatan Rumpin berjumlah sekitar 720 guru, namun untuk guru yang sudah PNS hanya baru ada sekitar 141 orang.

“Sedangkan jumlah guru P3K (Pegawai Pemerintah Perjanjian Kontrak-red) ada 122 orang dan guru honorer berjumlah 355 orang,” ucap Suwarna saat ditemui wartawan ketika menghadiri peringatan HUT PGRI beberapa waktu lalu.

Baca juga  Jubir Covid-19 Kabupaten Bogor: Zona Merah Berkurang Jadi 33 Kecamatan

Ia menambahkan, untuk posisi kepala sekolah yang sudah PNS berjumlah 22 orang, termasuk beberapa orang Kepsek yang pada tahun 2022 ini akan segera memasuki masa pensiun. Selanjutnya, pada tahun 2023 mendatang, ada 22 guru PNS yang juga akan pensiun.

“Jadi guru yang PNS semakin berkurang di Kecamatan Rumpin. Sementara saat ini rata – rata di setiap sekolah hanya ada satu atau dua orang guru yang PNS. Jadi hampir 80 persen, lebih banyak guru honor,” papar Suwarna.

Ia menuturkan, selain kekurangan guru PNS, di wilayah Kecamatan Rumpin juga masih kekurangan tenaga guru dari P3K. Namun, dirinya bersyukur dan berterima kasih kepada Pemkab Bogor, karena ada kabar bahwa pada tahun 2023 akan ada pengangkatan sebanyak 3.039 guru P3K.

Baca juga  Ade Yasin Terima Innovative Goverment Award 2019

“Pengangkatan P3K untuk guru ini kan nantinya tersebar di Kabupaten bogor. Jadi, mudah – mudahan saja bisa benar – benar terlaksana,” harapnya.

Suwarna berharap, Pemkab Bogor juga bisa lebih memperhatikan nasib guru honorer yang berpendidikan SMA. Hal itu diharapkannya karen banyak para guru honorer yang sudah mengabdi selama puluhan tahun di sekolah – sekolah.

“Saya harap kekurangan guru di Rumpin ini agar mendapatkan perhatian. Sebab, berdampak pada pembelajaran di kelas tidak maksimal. Contohnya di sekolah saya, dengan jumlah rombel 19 kelas 1, masih tetap darurat guru,” pungkasnya. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top