Oleh: Ustaz Ahmad Shonhaji
BOGOR-KITA.com, JAKARTA -Alhamdulillah, setelah satu bulan kita melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, pada akhirnya sampai pada hari yang penuh kebahagiaan. Mengembalikan manusia pada fitrah dan kesuciannya. Menghadap Allah SWT, dalam keadaan bersih tanpa dosa dan noda.
Gema takbir yang berkumandang, suara takbir, tahmid, dan tasbih menandakan keberkahan, sukacita dan kebahagiaan umat Islam setelah berjuang satu bulan lamanya.
Idul Fitri datang menyambut dan menjemput kita semuanya. Mari, sambut Idulfitri yang pada saat ini berbeda dengan Idulfitri tahun-tahun sebelumnya.
Suasana fitri di tengah COVID, namun tidak akan menghilangkan makna dan substansi nilai silaturahmi yang kita lakukan kepada saudara, keluarga dan lingkungan sosial kita.
Apa yang kita lakukan? Tetap, kita lakukan sapa, salam, dan saling mengucapkan minal ‘aidin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin. Ucapan kebahagiaan dan permintaan maaf yang tulus ikhlas.
Pada akhirnya teknologi media sosial, menjadi media yang sangat efektif untuk menebar salam, mengucapkan rasa kebahagiaan dan memberikan ucapan permintaan maaf kepada saudara, sahabat, keluarga, bahkan orang-orang terdekat di antara kita.
Substansi Idulfitri tidak boleh hilang karena COVID. Semangat silaturahmi tidak boleh kikis karena COVID-19 saat ini. Berbagi dalam suasana Idulfitri-pun tidak boleh lenyap karena COVID yang terjadi saat ini. Namun, COVID sungguh memberikan pembelajaran berharga agar Idulfitri ini semakin bermakna untuk kita.
Tebarkan salam, tebarkan ucapan, meskipun kita tak sempat bersalaman, tetapi Idulfitri tetap mengembalikan manusia pada fitrahnya. Idulfitri tetap mengembalikan manusia pada kesuciannya. Kesucian Idulfitri adalah kesucian dan keberhasilan kita melakukan amalan Ramadan. Kebersihan Idulfitri adalah kejernihan hati kita untuk saling memaafkan satu dengan yang lain, terhadap saudara-saudara kita.
Semoga Allah membersihkan hati kita semuanya. Selamat Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah.[]
