Puskesmas Kampung Manggis Jaring Kasus TB di masyarakat dengan G TOSS
BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini menjadi permasalahan global dan penyebab kematian utama bersaing dengan HIV/AIDS pada penyakit menular (WHO, 2018). Angka kematian TB di dunia sebesar 17 per 100.000 orang pada tahun 2016 (WHO, 2018). Setiap tahun terdapat 140 per 100.000 penduduk untuk kasus baru TB (WHO, 2018). Insidensi TB di Indonesia sebesar 391 per 100.000 penduduk. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-2 yang memiliki beban permasalahan TB terbesar setelah India berkontribusi 10,8% kasus TB di dunia (WHO, 2018).
Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan tatalaksana pasien TB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular secara bermakna akibat TB serta sekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat.
Petugas pemegang program TB paru di Puskesmas merupakan ujung tombak dalam penemuan, pengobatan dan evaluasi penderita maupun pelaksanaan administrasi program di Puskesmas. Tanpa penemuan suspek maka program pemberantasan TB paru dari penemuan sampai pengobatan tidak akan berhasil. Upaya penjaringan ini akan lebih maksimal dengan bantuan kader kesehatan. Kader TB memiliki peran sangat penting dalam pendampingan pasien dalam minum obat termasuk memberikan edukasi kepada keluarga pasien agar memotivasi pasien minum obat selama 6 bulan.
Kasus TB di wilayah Puskesmas Kampung Manggis tercatat kasus TB tahun 2018 ditemukan sebesar 68 orang. Kepala Puskesmas Kampung Manggis, dr. Sigit Purwanto menyampaikan bahwa permasalahan TB tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1.Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap TB sangat rendah; 2. Kurangnya jangkauan akses informasi kesehatan terhadap masyarakat; 3. Kurangnya strategi petugas TB menjangkau kasus-kasus resiko di masyarakat dan kurangnya keterlibatan lintas sektor dalam penanganan TB.
“Kami membentuk inovasi G-TOSS(Gerakan Temukan Obat Sampai Sembuh) sebagai langkah mengatasi masalah TB dengan melibatkan lintas sektor baik itu masyarakat maupun desa serta kecamatan”, ujar sigit.
Kegiatan G TOSS diawali dengan pembentukan kader TB di desa agar dapat menemukan suspect TB dan segera melaporkannya ke petugas kesehatan Puskesmas Kampung Manggis. Selama ini pembentukan kader TB d idesa sangat sulit sekali karena kader posyandu di desa sudah mendapatkan perannya masing –masing (tugasnya masing-masing) dalam program puskesmas. Dengan pembentukan kader G TOSS diharapkan upaya penjaringan suspek TB semakin optimal, terutama pada keluarga suspect TB di lingkup Puskesmas Kp. Manggis. [] Hari/IGA