Puskesmas Ciburayut Punya ‘JUPENTUS’, Juru Pendamping Tuberkulosis
BOGOR-KITA.com, CIGOMBONG – Pada Maret 2020, Puskesmas Ciburayut, Cigombong, menyosialisasikan program inovasi JUPENTUS (Juru Pendamping Tuberkulosis) pada acara Pelatihan Kader di Balai Desa Ciadeg.
Penyakit TBC menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainability Development Goals). Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, menetapkan target program Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TBC tahun 2050.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusdatin Kemenkes RI, angka kesembuhan pasien TBC cenderung mempunyai gap dengan angka keberhasilan pengobatan yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 85%. Sehingga angka keberhasilan pengobatan pasien TBC di Indonesia mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2008, angka keberhasilan pengobatan mencapai 89,5%. Sedangkan hingga 21 Mei 2018, angka keberhasilan pengobatan mencapai 87,8%. Sejak 2009 hingga 2018, angka keberhasilan pengobatan pasien TBC di Indonesia masih belum mampu melebihi angka keberhasilan di tahun 2008.
Tingginya kasus penyakit TBC dan menurunnya angka keberhasilan pengobatan pasien TBC di Indonesia menjadi latar belakang bagi Puskesmas Ciburayut untuk berkontribusi aktif dalam menurunkan kasus penyakit TBC. “JUPENTUS (Juru Pendamping Tuberkulosis) merupakan sebuah program inovasi yang diinisiasi oleh Puskesmas Ciburayut yang berfokus pada penanganan masalah penyakit Tuberkulosis dengan melibatkan kader terlatih untuk memantau kedisiplinan pasien dalam minum obat selama 6 bulan masa pengobatan. Sehingga diharapkan pasien TBC disiplin menjalani pengobatan hingga tuntas demi mewujudkan Indonesia bebas TBC 2050,” kata dr. Arief Fadhilah, Kepala Puskesmas Ciburayut. [] Hari