Kota Bogor

PSBB Diterapkan, Ini 3 Saran IDI Kota Bogor

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor dr Zainal Arifin SpS turut mengomentari rencana Kota Bogor menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Zainal Arifin memberikan 3 saran terkait pencegahan, penyembuhan dan kompensasi.

“PSBB diterapkan di DKI, daerah penyangga seperti Kabupaten dan Kota Bogor mau tidak mau harus melakukan hal yang serupa. Karena kita tahu banyak karyawan pekerja berasal dari Bogor ke Jakarta. Jadi ini memang salah satu sumber penularan yang utama. Jadi dengan adanya PSBB diharapkan akan menekan titik titik penularan paling tidak kalau kontak antar personal bisa dicegah penularan antar manusia bisa dikurangi,” kata Zainal Arifin kepada BOGOR-KITA.com, Rabu (8/4/2020) malam.

Baca juga  Usmar : Tarling Jadi Ajang Komunikasi dan Silaturahmi

Zainal Arifin mengatakan, apabila pencegahan penularan maksimal maka tenaga medis bisa lebih fokus untuk mengobati para pasien terindikasi Covid-19.

“Soal penyembuhan, ya otomatis kalau misalnya sumber penularannya dicegah semaksimal mungkin, nanti otomatis akan menekan jumlah Covid, paling tidak nanti kalau kita misalnya di rumah sakit tidak terlalu banyak yang masuk kita akan lebih fokus ke penyembuhan ke pasien covid positif,” kata dia.

“Walaupun PSBB itu masih memperbolehkan operasional toko, supermarket menyangkut pangan, transportasi, harapan saya, semaksimal mungkin itu bisa ditekan, karena ini merupakan konsekuensi dari PSBB, maka pemerintah daerah harus menyiapkan segala kebutuhan pokok warganya paling tidak dalam jangka dua minggu,” tambahnya.

Baca juga  PSBB Hari KE-48 di Jakarta: Positif Naik Lagi, 97 Menjadi 6.895 Orang

Sehingga, kata dia, masyarakat tidak terlalu banyak keluar rumah untuk mencari bahan makanan. Itu harus dilakukan kerjasama dari semua pihak.

“Mungkin kantor kantor pabrik pabrik dengan sendirinya harus meliburkan, dari pada karyawannya. Sehingga karyawan enggak akan keluar, enggak masuk kantor. Kemudian, mungkin untuk membantu karyawan, tidak boleh ada pemotongan gaji karyawan itu. Jadi sebaiknya gaji karyawan penuh walaupun dia gak masuk, karena ini memang menjadi konsekuensi dari wabah seperti ini,” imbuhnya.

Kemudian, kata Zainal Arifin,  momentum ini sebenarnya momentum yang tepat untuk saling gotong royong di masyarakat karena, kita tahu masyarakat Indonesia itu adalah masyarakat yang saling bergotong royong. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul, jadi bersama sama.

Baca juga  PSBB Hari ke-5 di Jakarta: Tertular Baru Bertambah 149 Menjadi 2.335

“Saya yakin, dengan kebersamaan, dengan gotong royong apa yang menjadi problem perekonomian atau masalah tercukupinya pangan pada masa PSBB ini bisa teratasi. Mungkin tiap RT RW dikoordinir siapa yang mampu memberikan sumbangan kepada yang gak mampu, di samping kita juga mengharapkan bantuan dari pemerintah. Tapi kita harapkan juga swadana dari masyarakat bersama sama untuk mengurangi beban dari pemerintah sehingga dengan adanya gotong royong ini maka pelaksanaan PSBB ini akan berjalan dengan optimal,” tandasnya. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top