Pelajar Tewas Dibacok di Simpang Pomad, Kota Layak Anak Kota Bogor Dipertanyakan
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor Devie Prihartini Sultani mengutuk keras peristiwa pembacokan terhadap siswa SMK yang terjadi di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara pada Jumat (10/3/2023) lalu. Dia juga mempertanyakan predikat kota ramah anak Kota Bogor.
Menurut politisi Partai NasDem itu, kejadian seperti itu sudah berulang kali terjadi. Dengan demikian dirinya meminta kepada Kementerian Pendidikan RI untuk bertindak tegas terhadap sekolah dari para pelaku.
“Saya meminta kepada Mas Menteri Pendidikan untuk segera ambil tindakan bagi sekolah yang mana tidak mampu menjaga anak murid yang dititipkan di sekolah, untuk dididik baik secara agama maupun secara keilmuan, bahkan bila perlu copot kepala sekolahnya, kasih hukuman untuk sekolah tersebut,” ucap Devie Minggu, (12/3/2023).
Ia meminta kewenangan dan ranah pendidikan tingkat SMA maupun sederajat bisa dikembalikan ke pemerintah daerah agar bisa bersinergi aktif sebagai mitra kerja.
“Saat ini kewenangan pendidikan tingkat SMA dan sederajat ada di Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat sehingga seolah-olah tidak mengindahkan jajaran penyelenggara Pemerintah Kota Bogor, karena begitu sulitnya kami berkomunikasi dengan KCD ini maupun kawan-kawan dinas pendidikan provinsi,” ungkapnya.
DPS sapaan akrabnya menyayangkan pihak-pihak yang seharusnya ikut bertanggung jawab seolah saling menyalahkan, merasa sudah paling benar dalam menjalankan tugasnya.
DPS juga meminta pihak Kepolisian lebih serius menangani kasus-kasus yang terus berulang lantaran tidak ada efek jera dari hukuman yang diberikan kepada para pelaku.
“Mungkin yang menjadi faktor hukuman tidak ada efek jera karena anak dibawah umur sehingga tidak bisa ditindak dengan hukuman yang maksimal, padahal aksi tersebut bukanlah suatu perbuatan layaknya anak di bawah umur melainkan suatu perbuatan kriminal, menghabisi nyawa orang lain tanpa ada rasa bersalah,” katanya.
Ia menginginkan, harus ada kerja sama yang baik antara orang tua dan tenaga pendidik di sekolah, harus sejalan mengedepankan kepentingan masa depan anak-anak.
Kota Bogor sebagai kota ramah anak apakah pantas kalau hal semacam ini terus berulang dan mengancam keamanan dan bahaya terhadap anak-anak atau pelajar di Kota Bogor.
“Dimana kenyamanan rasa tenang dan aman? Saya berharap pak wali kota serius dalam menangani hal semacam ini. Pemerintah harus menjamin keselamatan, kenyamanan dan kesehatan warganya. Jargon kota ramah anak janganlah hanya menjadi jargon semata! Usut tuntas dan berikan hukuman yang setimpal terhadap para pelaku,” tegasnya. [] Ricky