Nasional

Pakar IPB: Teknologi Biointensif Jawab Permasalahan Pertanian Padi

BOGOR-KITA.com, BLORA – Petani di sekitar Blora, Tuban dan Bojonegoro saat ini menghadapi berbagai permasalahan dalam budidaya padi. Masalah tersebut yaitu curah hujan yang tidak menentu, hama penyakit yang semakin banyak dan bantuan pupuk yang kurang. Hal itu terungkap dalam kegiatan Diskusi Petani yang diadakan oleh kelompok tani di Desa Getas, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

Prof Suryo Wiyono, Dekan Fakultas Pertanian IPB University yang hadir sebagai narasumber menyampaikan, terdapat teknologi Pertanian Biointensif Padi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

“Pertanian biointensif padi merupakan sistem produksi padi yang mengoptimalkan proses alami dan hayati untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan dengan komponen utama bio imunisasi tanaman, kecukupan bahan organik, optimalisasi pupuk kimia sintetik dan tidak menggunakan pestisida,” jelas Prof Suryo dikutip Rabu (17/1/2024).

Baca juga  Indonesia Terbanyak Kasus Gagal Ginjal Akut, Menko PMK Minta Polri Usut Asal Bahan Baku Obat Sirup

Lanjutnya, pertanian biointensif padi yang telah dikembangkan IPB University selama 10 tahun terakhir telah diuji coba di berbagai daerah seperti Karawang, Subang, Indramayu, Tegal, Bojonegoro dan Gresik. Terbukti teknologi tersebut dapat meningkatkan produksi hingga 25 persen, menurunkan penggunaan pupuk sintetik dan menurunkan hama penyakit secara drastis.

“Untuk pertanian yang cenderung kurang air, teknologi Padi Gogo lebih cocok diterapkan. IPB University telah menghasilkan varietas padi gogo IPB 9G dan IPB 10G yang toleran kering. Padi IPB 9G sekarang digunakan petani mitra Fakultas Pertanian IPB University seluas 21 hektar yang tersebar di Pati, Blora, Bojonegoro, Gunung Kidul dan Bantul,” ungkap Guru besar Ilmu Proteksi Tanaman tersebut.

Baca juga  Pakar IPB University Paparkan Ekstrak Mimba Sebagai Pengendali Serangga Hama

Bupati Blora, H Arief Rohman menyatakan, “Seluruh petani perlu menerapkan teknologi yang cocok dan modern untuk mengatasi berbagai permasalahan pertanian. Diharapkan IPB University dapat membuat demplot ukuran besar (dem-farm), untuk menyebarluaskan berbagai teknologi yang dimiliki,” ujarnya.

Sementara itu, petani Kecamatan Cepu, Siti Nurkhotimah mengatakan “Kegiatan ini ditujukan sebagai tempat belajar para petani, sehingga petani mendapat ide dan juga ilmu baru yang bisa diterapkan di daerah Kecamatan Cepu dan sekitarnya,” tutur Siti. [] Hari

Ikut Bogor Kita di Google News

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top