OPINI: Kenapa Taman Bacaan dan Pegiat Literasi Harus Menulis?
Oleh: Syarifudin Yunus,
(Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka)
BOGOR-KITA.com, TAMANSARI – Menulis memang bukan perkara gampang. Apalagi membuat tulisan tentang taman bacaan dan pegiat literasi. Jujur, tidak banyak artikel atau tulisan yang sengaja dipublikasikan terkait aktivitas taman bacaan. Padahal, aktivitas literasi seharusnya bukan hanya membaca. Tapi juga menulis. Apalagi taman bacaan adalah perbuatan baik. Lalu kenapa tidak dituliskan?
Menulis tentang taman bacaan jadi kian penting. Karena di negeri ini, taman bacaan masih dianggap “jalan sunyi”. Tidak terlalu banyak orang yang peduli. Apalagi mau berkiprah di gerakan literasi sepenuh hati. Maka taman bacaan di mana pun harus berjuang untuk tetap bisa eksis dan memberi manfaat kepada orang banyak sekalipun melalui tulisan.
Taman bacaan yang keren. Pegiat literasi yang hebat. Atau gerakan literasi yang memadai, sudah pasti sulit dipisahkan dari aktivitas menulis. Karena taman bacaan selagi tidak menulis maka akan hilang dari sejarah. Menulis adalah kerja keabadian, yang tidak lekang oleh waktu.
Kita pasti sepakat. Menulis itu penting. Tapi menulis juga perbuatan bukan omongan. Menulis itu praktik bukan teori. Maka semua aktivitas taman bacaan dan kegiatan literasi seharusnya dapat dituliskan. Menulis bukan hanya sekadar update status. Tapi menulis berita atau opini tentang taman bacaan. Agar tidak hanya memberi informasi kepada pembaca. Namun mampu menyajikan argumentasi atau menuangkan ide-gagasan secara utuh. Tentang apa dan bagaimana seharusnya taman bacaan dikelola atau pegiat literasi bertindak.
Menulis tentang taman bacaan, tentu bebas-bebas saja. Asal dituliskan bukan sekadar wacana. Bila aktivitas taman bacaan adalah kebaikan, maka harus disosialisasikan. Karena menulis di taman bacaan, sejatinya bukan untuk dipahami melainkan untuk memahami realitas. Itulah yang disebut literasi menulis untuk taman bacaan. Maka resepnya hanya tiga, yaitu menulis, menulis, dan menulis.
Tradisi menulis, setelah membaca, itulah yang dijalankan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Menjadikan menulis taman bacaan dan kegiatan literasi sebagai tradisi. Hampir setiap hari selalu ada tulisan yang dibikin. Tentang aktivitas taman bacaan dan kegiatan literasi. Baik dalam bentuk berita atau opini. Intinya, menulis untuk mensosialisasikan apapun tentang taman bacaan dan kegiatan literasi. Sekaligus mempromosikan tagar #TamanBacaan, #PegiatLiterasi, dan #BacaBukanMaen. Untuk gerakan literasi yang lebih masif, berkelanjutan, dan berdaya guna.
Sebagai contoh, TBM Lentera Pustaka pun menggelar aktivitas sosialisasi program literasi yang akan dijalankan pada tahun 2022. Di hadapan 90 anak pembaca aktif, TBM Lentera Pustaka memaparkan program penting taman bacaan di tahun ini, seperti: 1) English Day tiap Jumat, 2) Kemah Literasi TBM Lentera Pustaka, 3) Wisata Belajar Angklung dan Wisata Litrerasi, 4) Pembangunan Rooftop sebagai perluasan area baca di lantai dua, 5) Motor Baca Keliling yang akan beroperasi 3 kali seminggu ke desa-desa lain, dan 6) Festival Literasi Gn. Salak #5 sekaligus peluncuran buku 5th TBM Lentera Pustaka.
Sosialisasi program literasi TBM Lentera Pustaka pun menegaskan di taman bacaan, anak-anak pembaca adalah subjek. Bukan objek yang diperintah. Sehingga setiap anak dan pengguna layanan taman bacaan harus tahu dan paham program literasi taman bacaannya. Mau ke mana taman bacaannya ke depan?
Patut ketahui, TBM Lentera Pustaka melalui model “TBM Edutainment” yang dikembangkan sendiri terbukti telah menorehkan kinerja yang luar biasa. Diantaranya mampu menggelar 40 event dalam setahun, donasi buku yang diterima pun mencapai 77 donasi buku/barang, mencapai 4.331 buku bacaan atau setara Rp. 41.879.000,-. Prestasi pun diraih TBM Lentera Pustaka sepanjang tahun 2021 seperti: 1) Terpilih “Jagoan 2021” dari RTV (tayang 29 Des 2021), 2) Sosok Inspiratif Spiritual Journey dari PLN (Okt 2021), 3) Terpilih “31 Wonderful People 2021” dari Guardian Indonesia (24 Sept 2021), 4) Terpilih “Ramadhan Heroes” dari Tonight Show NET TV (6 Mei 2021), dan 5) terpilih “Kampung Literasi 2021” dari Dit. PMPK Kemdikbud RI (14 Nov 2021).
Saat ini tidak kurang dari 250 orang pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya dari 12 program literasi yang dijalankan, dari mulai taman bacaan, berantas buta aksara, kelas prasekolah, anak difabel, yatim binaan, jompo binaan, dan koperasi Lentera. Ada 5 wali baca dan 18 relawan yang aktif berkiprah di taman bacaan hingga kini.
Jadi apapun di taman bacaan, memang harus ditulis. Karena ujung dari proses membaca adalah menulis. Di taman bacaan, program sebaik apapun bila tidak ditulis akan jadi sia-sia. Salam literasi.