OPINI: Jangan Menilai Buku dari Sampulnya
Oleh: Syarifudin Yunus,
(Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor)
BOGOR-KITA.com, TAMANSARI – Sebagian orang memang percaya. Bahwa taman bacaan adalah tempat baik. Sebagai ladang amal sekaligus sarana berbuat kebaikan kepada sesama. Walau hanya menyediakann akses bacaan dengan segala aktivitasnya. Tapi nyatanya, tidak sedikit pula orang yang memiliki persepsi buruk tentang taman bacaan. Dianggap tidak berguna, bahkan segudang prasangka buruk pun ditaburkan. Apalagi untuk mereka yang terbiasa berpikir negatif dan penganut penyakit tertua di dunia, yaitu hasad alias iri.
Hidup itu keras sahabat! Makanya dunia sering dianggap segalanya. Hari-harinya, tidak sedikit orang hanya untuk bertarung dalam hidup. Untuk sesuap nasi atau segepok berlian. Hingga akhirnya lupa arti perbuatan baik. Begitulah dunia bekerja bila tanpa dibekali iman dan akhlak. Akibat kerasnya hidup, mereka hanya mampu menilai sesuatu sebatas pada hari ini tanpa melihat ke depan. Terlalu banyak prasangka buruk dalam hidup itu wajar. Dan itu nyata terjadi di taman bacaan, di mana pun dan hingga kapan pun.
Maka tetaplah berpikir positif. Jadilah literat untuk memahami realitas yang terjadi. Biarkanlah, siapa pun mau berpikir dan menyangka apa pun tentang kebaikan yang kamu perbuat. Karena mereka hanya melihat dari kejauhan tanpa mengalaminya. Sehingga terlalu cepat menilai ‘kulit’ tanpa menyelami ‘isi’.
Tapi percayalah, masih banyak orang-orang baik di sekitar kita. Mereka yang peduli dan mau berbuat untuk kebaikan yang ada di taman bacaan. Sekalipun mereka tidak bisa membantu secara fisik. Tapi mereka mendukung penuh sekalipun dari kejauhan. Entah berupa doa, semangat atau donasi buku. Maka pegiat literasi di mana pun. Hanya diminta untuk terus memperbaiki niat dan ikhtiar baik yang sudah dijalankan di taman bacaan. Hingga akhirnya, Tuhan Yang Maha Esa akan bekerja untuk taman bacaan dan para pegiat literasi itu sendiri.
Itulah yang dialami TBM Lentera Pustaka. Berdasar komitmen dan konsistensi dalam menegakkan tradisi baca dan budaya masyarakat. Siapa yang sangka, kemarin memperoleh “sedekah” donasi buku senilai Rp. 10 juta. Untuk dibelikan buku-buku bacaan baru yang sudah ditunggu anak-anak pembaca aktif di kaki Gunung Salak Bogor. Tetaplah berjuang di taman bacaan, tanpa pamrih dan penuh kesabaran apa pun kondisinya. Hingga akhirnya, taman bacaan pun akan menemukan jalan kebaikannya sendiri.
Untuk masyarakat di luar sana. Donasikanlah buku-buku Anda. Agar menjadi energi baru bagi anak-anak taman bacaan. Selain bermanfaat, buku-buku itu akan jadi “jalan hidup” anak-anak di masa depan. Karena di era digital sekarang, anak-anak tanpa membaca buku bisa jadi akan merana di masa depan.
Dan akhirnya, jauhi prasangka buruk. Atas alasan apa pun dan untuk siapa pun. Tetaplah berbuat baik. Jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Salam literasi.