Nak, Apa Mimpi Kamu?
Oleh: Syarifudin Yunus,
(Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor)
BOGOR-KITA.com, TAMANSARI – Nak, apa mimpi kamu?
Tentu, harus punya dong. Karena mimpi tidak ada urusan dengan kaya atau miskin. Mimpi pun tidak ada hubungan dengan orang kampung atau orang kota. Siapapun boleh bermimpi. Alias punya cita-cita. Yang tidak boleh itu melamun, berkeluh-kesah, menebar kebencian atau menyalahkan orang lain. Karena itu semua perbuatan tidak baik dan tidak benar. Maka, siapa pun sangat boleh punya mimpi, Nak!
Ketahuilah Nak, mimpi itu hak semua orang. Tapi setiap mimpi harus diikuti dengan ikhtiar dan doa. Berjuang keras untuk mewujudkannya. Seperti anak-anak di kaki Gunung Salak Bogor yang selalu membaca di taman bacaan. Membaca buku adalah bagian dari ikhtiar mereka untuk mewujudkan mimpi. Agar punya masa depan anak-anak itu lebih baik, lebih bermartabat. Karena dari buku bacaan, anak-anak itu dapat ilmu pengetahuan. Dari buku-buku pula anak-anak itu punya inspirasi sambil menajamkan mimpinya. Menentukan sikap akan cita-citanya di masa depan.
Nak, jangan mimpi di siang bolong.
Apalagi punya mimpi tapi tidak melakukan apa pun. Mimpi itu bisa terwujud karena diperjuangkan, karena ada ikhtiar. Mau membaca buku, mau belajar terus untuk mempersiapkan masa depan. Bukan malah main, main gawai atau gemar menonton TV. Mimpi hanya bisa terjadi bila ada perilaku baik yang mendukungnya. Ketika sudah ikhtiar untuk mengejar mimpi, maka selebihnya serahkan kepada Allah SWT. Karena apa pun yang terjadi pada manusia, semua sudah kehendak-Nya.
Nak, mimpi itu tidak akan datang dengan sendirinya. Tapi mimpi bukan pula omong kosong. Masalahnya, kita mau atau tidak mencoba dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpi. Dan itu bisa dimulai dari membaca buku di taman bacaan. Maka bermimpilah dalam hidup, Nak. Tapi jangan hidup dalam mimpi. Salam literasi. []
