Mochamad Asri, Research Scientist Facebook Inc USA Hadir dalam Diskusi CIO Talk Departemen Ilmu Komputer IPB University
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Divisi Kecerdasan Komputasi dan Optimasi, Departemen Ilmu Komputer, IPB University kembali hadir dengan CIO (Computational Intelligence and Optimalization) Talk Seri 3. Kali ini tema yang diangkat adalah “Machine Learning on The Edge”. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait teknologi komputasi terkini melalui sudut pandang industri.
Kegiatan yang terselenggara berkat kerjasama antara Departemen Ilmu Komputer IPB University, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Student Branch IPB University dan IEEE ini menghadirkan peneliti di Facebook Inc.
Ia adalah Mochamad Asri Ph D, warga negara Indonesia lulusan Tokyo Institute of Technology dan University of Texas at Austin. Mochamad Asri kini berkarir sebagai Research Scientist di Facebook.
Ia mengaku diskusi mengenai machine learning tersebut adalah yang pertama kalinya ia lakukan dengan perguruan tinggi di Indonesia. Sejak kuliah tingkat doktoral, ia sudah terekspos dengan berbagai machine learning. Mau tidak mau, ia harus memahami cara kerjanya sehingga dapat melakukan optimasi di level hardware. Sehingga dapat menyediakan solusi yang tepat bagi komputasi berperfoma rendah dan tinggi.
“Sederhananya, Facebook menggunakan machine learning pada fitur ranking suatu unggahan pada umpan berita atau newsfeeds. Machine learning yang digunakan Facebook mampu menaikkan unggahan atau iklan yang relevan dengan kebiasaan penggunanya. Utamanya, agar pengguna dapat merasakan pengalaman menggunakan Facebook yang lebih menyenangkan,” jelasnya dalam rilis IPB University, Kamis (26/8/2021).
Menurutnya, paradigma komputasi masa kini telah bergeser dari penyimpanan di data center ke edge. Alasannya dapat meminimalkan penggunaan bandwith.
“Terkadang daerah terpencil memiliki network bandwith terbatas sehingga waktu pengiriman komputasi ke server jauh lebih lama. Dengan teknologi edge, memiliki peluang kita tidak bisa tergantung oleh network bandwith,” jelasnya.
Edge juga dapat meningkatkan latensi respon. Khususnya di era 5G dengan berbagai macam device yang terkoneksi satu sama lain dan kemampuan komputasinya menjadi krusial. Facebook juga menjadikannya peluang dan telah diterapkan dalam berbagai macam proyek yang dikerjakan untuk mengeksploitasi edge computing.
Menurutnya, tantangan dalam penggunaan edge computing adalah performa pada mobile device yang masih bervariasi. Sehingga tidak ada suatu standar yang dapat ditetapkan untuk optimasi. Edge computing tersebut harus bisa konsisten di berbagai device. Keberagaman variasi komputasi yang tinggi untuk mobile komputasi membutuhkan pendekatan khusus.
“(Hal) ini bisa menjadi topik yang menarik untuk riset bagi para akademisi, tidak hanya bagi industri,” tambahnya.
Internal Facebook disebutkannya memiliki suatu cara untuk menghadapi permasalahan ini. Caranya yakni penggunaan co-processor yang telah digunakan untuk produk virtual reality yakni Oculus VR. “Penggunaannya dapat memenuhi target akselerasi komputasi dengan co-processor yang dikhususkan untuk mengakselerasi performa kanal tertentu. Co-processor inilah yang menjadi kunci Oculus VR dapat mengantarkan data secara real time, ” jelasnya. [] Hari