Mahasiswa IPB Ciptakan Desain Mesin Otomatisasi untuk Kontrol Pembuatan Beton Optimal
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Mahasiswa IPB University yakni, Rais Rahmadi, Yasminna Dhiya Ulhaq, Azizzah Shofiatunnisa’, Aqwam Muhammad Hanisa, dan Rio Kevin Marcello Alwi menciptakan mesin otomatisasi berbasis arduino untuk mengontrol pembuatan beton.
ICOMIX atau Integrated Concrete Mix Design adalah mesin otomatisasi pembuatan beton berbasis Arduino yang dapat digunakan sebagai mesin penakar komposisi beton maupun alat pengadukan beton.
“Ide alat ini tercipta karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat pesat berbanding lurus dengan pembangunan infrastruktur yang semakin banyak. Namun, sebagian pembangunan yang dilakukan menghasilkan kualitas rumah yang kurang layak dan tidak tahan getaran,” kata Rais Rahmadi selaku koordinator dari ICOMIX.
Dikutip dari Evaluasi Program Subsidi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2017 menyatakan bahwa sebanyak 36,42% unit rumah belum dihuni disebabkan oleh rendahnya kualitas dan kondisi fisik bangunan yang tidak sesuai dengan standar teknis.
Setelah diskusi secara mendalam dengan tim, Rais menyatakan perlu adanya suatu inovasi yang memiliki peluang dan menjawab permasalahan terkini. “Meskipun saat ini sudah ada mesin molen dalam pembuatan beton, tetapi proses penakaran komposisi beton tidak terkontrol karena menggunakan satuan tak baku seperti jumlah ember. Oleh karena itu, ICOMIX hadir sebagai solusi pembuatan beton untuk penakaran dan pengadukan yang dapat digunakan pada industri skala kecil serta mudah dioperasikan oleh pekerja,” ungkapnya.
ICOMIX terdiri dari beberapa bagian yang dapat dibongkar pasang sehingga mudah dalam pemeliharaan dan mobilisasi. Sistem penakaran pada ICOMIX mengacu pada SNI 03-2834-2000. Pengujian sistem penakar ICOMIX menggunakan software Rocky DEM mendapat keakuratan komposisi tiap bahan beton mencapai 98% atau standar deviasi sebesar 2% dari target massa bahan. Pengadukan beton dengan ICOMIX, 60% lebih cepat daripada pengadukan beton dengan molen. Dengan demikian, beton dapat memiliki setting time yang lebih banyak. Jumlah produksi beton menggunakan ICOMIX meningkat 29% dari jumlah pruduksi beton dengan molen yaitu sekitar 1,6m3. Dampak dari peningkatan jumlah produksi beton yaitu penurunan biaya produksi dan peningkatan keseragaman beton yang dihasilkan.
Aqwam Muhammad selaku anggota mengharapkan bahwa dengan adanya ICOMIX dapat mengontrol komposisi dan proses pengadukan beton sehingga kualitas pembangunan di Indonesia semakin meningkat khususnya dalam jangka panjang (long-term). [] Hari/Icomix