Wisata

Lebih Dekat Dengan Menir van Motman, Tuan Tanah di Bogor Zaman Belanda (3-habis)

Musoleum van Motmen

BOGOR-KITA.com – Kompleks astana ini kemudian menjadi kuburan orang Belanda yang kebanyakan adalah kerabat atau anggota keluarga van Motman. Tidak kurang dari 33 orang dikuburkan di halaman cungkup moseleum ini. Bangunan moseleum sendiri didirikan oleh cucu Gerrit Willem, yaitu Pieter Reinier van Motman (1836-1911) yang menjadi tuan tanah ke-tiga di perkebunan Dramaga.

Tentang Gerrit Willem Casimir sendiri tidak jelas di mana dimakamkannya. Dia meninggal tanggal 25 Mei 1821 di Dramaga, dan disebutkan dikuburkan di Jasinga. Begitu pula tidak ada keterangan tentang jasad siapa saja yang diawetkan di cungkup moseleum Jambu ini. Hanya saja masyarakat setempat menyebutkan, sampai tahun 1965 masih terlihat empat jasad keluarga van Motman di dalam bangunan moseleum yang di tempatkan di dalam peti kayu yang sisi atasnya ditutupi kaca.

Awalnya lahan kompleks astana van Motman ini luasnya 3.300 meter persegi. Dari cungkup moseleum ke jalan raya Jasinga-Bogor yang berjarak kurang lebih 300 m dibangun jalan selebar tiga meter. Malahan di sisi jalan raya dibangun dua pilar yang tinggi dan kokoh sebagai gapura untuk masuk ke astana.

Baca juga  Ini 3 Keppres Tata Ruang Kawasan Jabopunjur

Oleh karena adanya dua pilar besar ini, lama-kelamaan tempat ini dikenal dengan nama Kampung Pilar. Secara administratif kompleks astana van Motman yang dahulunya disebut afdeling Jambu, sekarang masuk ke dalam wilayah Kampung Pilar, Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng. Berjarak kira-kira 25 Km dari Kota Bogor.

Sampai sekarang bangunan moseleum di kompleks astana ini masih berdiri kokoh. Walaupun keadaannya terlihat kumuh dan tak terawat. Bangunan seluas kira-kira 40 m² ini dominant berwarna putih, dengan bagian yang mulai menghitam di sana-sini.

Bangunan moseleum ini berbentuk letter plus (palang), dan menurut Anthony Holle, salah seorang kerabat keluarga van Motman, arsitekturnya merupakan replika dari gereja Santo Petrus yang berada di Kota Roma, Italia. Cungkup ini orientasinya menghadap ke arah utara-selatan.

Pintu masuknya berada di sebelah selatan. Dahulunya terdapat daun pintu di lawang masuk ini, tetapi sekarang keadaannya kosong melompong tanpa penghalang. Ukuran lawang pintu ini kira-kira 2 X 1,5 m. Tepat di atas pintu masuk terdapat tulisan “FAM: P.R. v MOTMAN”.

Baca juga  Buka Puasa di De'savanna Restoran Royal Safari Garden, Ada Jajanan Nusantara

Ornamen ram kaca di setiap dinding bagian atas yang berbentuk setengah lingkaran telah bolong tanpa kaca penutupnya, yang tertinggal tinggal rangka kayunya. Pada bagian atas bangunan, tepat di tengahnya ada kubah segi delapan bergaris tengah 1,5 meter. Di bagian dalam bangunan, sisi sebelah barat dan timurnya ada ruangan seperti kamar yang dibagi menjadi dua tingkat. Di tempat inilah disemayamkan empat jasad mumi keluarga van Motman. Di bagian dalam bangungan ini masih terlihat rangka besi behel berserakan, sepertinya telah dicabut dengan paksa. Juga terlihat coretan hasil aksi vandalisme di sekeliling dinding bangunan.

Di dinding selatan dan utara bagian dalam, masih terlihat warna cat hijau melapisi dindingnya. Malahan ragam hiasnya juga masih terlihat jelas. Di dinding ini juga tak lepas dari aksi vandalisme,

banyak terdapat coretan yang tidak tentu artinya. Di  halaman luar moseleum, keadaannya  sangat mengkhawatirkan. Tanaman semak dan rumput liar tumbuh di manamana, begitu pula dengan talas liar banyak tumbuh di sana. Sepertinya halaman ini telah dijadikan kebun, karena telah ditanami oleh beberapa tumbuhan seperti pisang dan tanaman albasia.

Baca juga  Nusantarasa Premium Hadir di Kota Bogor, Sajikan Kuliner Nusantara dengan Konsep Tradisional Modern

Di halaman cungkup ini masih terlihat adanya 12 pilar bekas nisan kuburan Belanda. Pilar-pilar tersebut keadaannya merana sekali karena telah ditumbuhi oleh tanaman merambat. Luas keseluruhan lahan kompleks astana van Motman ini sekarang tinggal 600 meter persegi.

Selayaknya kompleks astana van Motman ini untuk segera ditetapkan menjadi situs peninggalan sejarah dengan bangunan moseleum dan pilar-pilar nisannya sebagai benda cagar budaya. Selanjutnya tempat ini direstorasi atau dipugar kembali, kalau mungkin mendekati tempat aslinya, untuk dijadikan sebuah taman terbuka atau mini museum van Motman. Dengan direstorasinya tempat ini bisa mengundang lebih banyak wisatawan, terutama keturunan van Motman dari Belanda yang memang setiap tahun selalu berjiarah ke kompleks makam ini. [] Admin/sumber juanda/habis

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top