Kab. Bogor

Laporan Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Cemplang

BOGOR-KITA.com, CIBUNGBULANG – Pada Desember 2021 kegiatan KKN-T IPB periode 2 akhirnya dilaksanakan secara offline dengan menerapkan protokol kesehatan super ketat pasca pandemi. Tim KKN-T IPB kelompok 9 ditempatkan di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang diketuai oleh Fadil Muhammad Nasrudi.

Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) merupakan suatu bentuk pendidikan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus secara langsung, bersama-sama masyarakat mengidentifikasi dan menangani masalah lingkungan dan pemberdayaan masayarakat di suatu daerah.

Desa Cemplang memiliki luas 223,6 Ha, dimana 117 Ha lahan Desa Cemplang sebagai area persawahan dan perkebunan, 98 Ha area pemukiman dan 8.6 Ha area fasilitas umum.

Penduduk Desa Cemplang Tahun 2018 sebanyak 10.529 jiwa (BPS 2018). Profesi masyarakat di Desa Cemplang sangat beragam di antaranya yaitu pendidik, pedagang, petani dll. Mata pencaharian pun juga sangat beragam namun perikanan dan pertanian menjadi sektor yang sangat berpotensi untuk dikembangakan agar meningkatkan kesejahteraan warga.

Adanya dua kelompok tani dan satu kelompok perikanan yang dibentuk oleh BAZNAS sangat membantu masyarakat untuk mengembangkan potensi yang terdapat di desa.

Baca juga  Ade Yasin Apresiasi Mathla'ul Anwar Dalam Mendorong Terwujudnya Karsa Bogor Cerdas 

Selain itu Desa Cemplang juga mempunyai aset penting di bidang perikanan, yaitu beberapa kolam budidaya ikan yang berada di sepanjang sungai Cianten, dan perkebunan yang berada di RW 5, ke dua lokasi tersebut juga berdekatan dengan pasar terbesar di wilayah Bogor bagian Barat yaitu Leuwiliang, sehingga para petani dan pembudidaya dapat menjual hasil panen ke pasar Leuwiliang.

Dari besarnya potensi di desa terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, di bidang perikanan lele menjadi salah satu komoditas yang dibudidayakan. Lele yang dibudidayakan mencapai ukuran yang melebihi patokan atau lebih dikenal dengan lele ukuran oversize. Ikan lele oversize memiliki ukuran 300 – 400 gram per ekor atau bahkan mencapai 500 – 700 gram per ekornya. Ikan lele oversize ini jumlahnya mencapai 10% dalam tiap siklus produksi. Kerugian pada para pembudidaya sebagian besar diakibatkan oleh banyaknya lele yang berukuran oversize yang tidak laku dijual. Perlu diketahui, ikan lele oversize sejauh ini pemanfaatannya masih kurang. Salah satu kendalanya disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat terhadap bentuknya yang besar serta aroma amis yang ditimbulkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya diversifikasi untuk meningkatkan nilai ekonomis ikan lele melalui pelatihan yang diberikan kepada siswa dan guru Sekolah Cendikia Baznas berupa produk inovasi fishball dan fillet ikan lele.

Baca juga  Helaran Memperingati HJB Ke-533, 40 Kecamatan Kabupaten Bogor Saling Unjuk Keunikan Budaya

Pertanian di Desa Cemplang juga memiliki beberapa permasalahan yaitu bertambah sempitnya lahan yang akan ditanami mempersulit petani untuk memperbanyak komoditas unggulan desa, banyaknya hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman budidaya juga membuat petani kewalahan mengatasinya. Tim KKN-T IPB membuat program perkarangan produktif, pendampingan kelompok tani serta sosialisasi pengendalian hama penyakit dan pembuatan eco-enzyme. Perkarangan produktif dilaksanakan guna mengedukasi masyarakat untuk membuka lahan kosong, menyediakan media tanam yang layak dan memaksimalkan potensi pekarangan sebagai area untuk menciptakan sumber pangan dengan cara menanam tanaman hortikultura. Pendampingan kelompok tani bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru pada masyarakat khususnya kelompok tani mengenai pemeliharaan, pengendalian hama, penyakit tanaman, serta pembuatan dan manfaat eco-enzyme yang dapat digunakan sebagai pupuk organik dan pestisida alami untuk mendukung kegiatan pertanian dan pekarangan berkelanjutan di Desa Cemplang.

Baca juga  Pekan ke-2 Liga 1, Persikabo 1973 Lawan Tuan Rumah PSS Sleman

Di luar program bidang perikanan dan pertanian terdapat program penunjang yang dilaksanakan tim KKN-T IPB diantranya syukuran tahun baru bersama dengan warga kampung ramah lingkungan, pembuatan saung sebagai bank sampah, silaturrahmi dengan pemerintahan dan Dinas Perikanan, serah terima bibit dan media tanam, edukasi Siswa Sekolah Dasar, Kerja Bakti dan Senam Sehat. Seluruh program di atas bertujuan untuk mempererat silaturahmi antara tim KKN-T dan warga. Program yang dibentuk selama masa KKN diharapkan dapat terus bermanfaat setelah kegiatan selesai. Selain itu, mahasiswa juga mengharapkan dapat menjalin kerja sama yang baik dengan semua pihak yang terlibat. Keberlanjutan program nantinya akan membutuhkan kerja sama dengan pihak mitra dalam memberdayakan masyarakat kedepannya. Program ini diharapkan dapat dilanjutkan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat dengan bantuan pengawasan penuh dari BAZNAS dan Pemerintah Desa. []

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top