Lahan Kritis Di Puncak Mengkhawatirkan, Kini Upaya Rehabilitasi Dan Penanaman Mulai Masif Dilakukan
BOGOR-KITA.com, CISARUA – Data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 2025 mencatat ada seluas 2.200 hektar lahan dalam kondisi kritis di empat Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Bogor. Sebanyak 400 hektar diantaranya berada di kawasan Puncak Cisarua-Megamendung.
Penyebab terus bertambahnya lahan kritis di Kabupaten Bogor khususnya di kawasan Puncak akibatnya masifnya alih fungsi lahan yang terjadi di kawasan wisata tersebut.
Mantan anggota DPRD periode 90 an yang asli warga Puncak, Budi Burhanudin mengatakan, alih fungsi lahan di kawasan Puncak sudah terjadi sejak tahun 1980.
Saat itu memang, alih fungsi tidak terlalu marak seperti saat ini atau mulai dari tahun 2000 an.
“Orang- orang dari Jakarta pada tahun 90 an bahkan sebelum itu sudah banyak yang membangun vila di Puncak, mulai dari pengusaha hingga pejabat, dan maraknya pada tahun dua ribuan,” kata Budi Burhanudin
Lemahnya pengawasan serta tidak ditegakanyan aturan yang ada, membuat pengusaha dan pejabat secara bebas membangun vila tanpa melalui proses kajian lingkungan.
“Yang terjadi hari ini, vila-vila terus ternyata berdiri di lahan yang seharusnya hijau tidak ada bangunan,” tegasnya
Budi menyebut, kongkalikong perizinan juga mempengaruhi kenapa sampai saat ini bangunan vila banyak berdiri.
“Banyak vila berdiri karena dipaksakan dari sisi perizinannya, padahal kalau melalui tahapan kajian itu sudah sangat tidak mungkin dibangun,” terangnya.
Langkah Kementerian Lingkungan Hidup sebenarnya sudah tepat melakukan penindakan bangunan di kawasan Puncak terutama mitra PTPN 1 Regional 2.
Hanya saja, KLH tidak melakukan kajian terlebih dahulu dari aspek sosial dan ekonomi. Tak ayal kebijakan yang dilakukan belum lama ini mendapat respon negatif dari masyarakat. Terlebih banyak gelombang PHK terhadap pegawai yang bekerja di tempat-tempat usaha yang disegel.
“Seharusnya, penindakan tetap dilakukan, tapi harus dipikirkan juga dampak sosial dan ekonominya, jadi tidak bergerak serampangan,” tutupnya.
Akibat dari alih fungsi lahan yang begitu masif di kawasan Puncak makanya banyak terjadi bencana alam, dari mulai banjir dan longsor.
Alih fungsi lahan menyebabkan air hujan tidak meresap dengan baik ke dalam tanah, sehingga meningkatkan aliran permukaan yang berisiko menyebabkan banjir dan longsor.
Sementara, upaya penanganan saat ini mulai kembali digaungkan dengan melakukan rehabilitasi dan penanaman pohon, seperti yang dilakukan Eiger Adventure Land di Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Saat ini, Eiger Adventure Land, destinasi wisata alam sedang menunjukkan komitmen serius terhadap konservasi lingkungan. Lebih dari 110 ribu pohon perdu serta 5 juta tanaman semak dan groundcover endemik ditanam di kawasan Puncak sebagai bagian dari program penghijauan.
Director of Marketing Eiger Adventure Land, Salomo Cornelis Jacob, menjelaskan bahwa upaya ini merupakan bentuk pemulihan lahan kritis PTPN yang sebelumnya gersang dan tidak berfungsi secara ekologis.
“Jenis tanaman yang ditanam mencakup pakis serta berbagai pohon endemik khas Jawa Barat. Konsepnya adalah konservasi dan pelestarian alam sesuai dengan iklim serta kondisi tanah di kawasan Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL) kita. Semua pohon yang ditanam adalah endemik Jawa Barat,” ungkap Salomo, Senin (22/9/2025).
Ia menambahkan, pada 2019 lahan tersebut teridentifikasi dalam kondisi kritis dan kering. Vegetasi lama tidak mampu menyerap air dengan baik, bahkan limbah peternakan di sekitar area tidak terkelola. Kini, melalui perencanaan landscape botanis yang menyeluruh, kondisi lahan berangsur pulih.
“Kalau hanya sekadar hijau, pohon pisang juga hijau. Tapi pisang tidak punya daya resapan yang kuat. Yang kami lakukan adalah pemulihan ekologi agar fungsi tanah dan hidrologinya kembali maksimal,” jelasnya.
Selain fokus pada konservasi, program ini juga dirancang sebagai destinasi wisata edukatif. “Kami ingin menghadirkan tempat wisata yang bisa menginspirasi dan mengedukasi semua orang tentang pentingnya konservasi alam,” tambah Salomo.
Tak hanya di dalam kawasan, Eiger Adventure Land juga menanam pohon endemik di taman nasional yang berbatasan langsung dengan area tersebut. Langkah ini diambil untuk menjaga keaslian ekosistem kawasan Puncak.
Lebih jauh, Eiger Adventure Land juga memberikan dampak sosial dan ekonomi. Proyek ini telah melibatkan lebih dari 500 tenaga kerja, termasuk 300 orang dari masyarakat sekitar. Saat resmi beroperasi, kawasan ini diproyeksikan menyerap lebih dari 1.200 tenaga kerja dari sektor hospitality.
Selain membuka lapangan pekerjaan, dampak positif lain yang diharapkan antara lain perputaran ekonomi lokal, peluang bagi UMKM, penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), hingga bagi hasil kepada instansi terkait.
“Ini adalah kontribusi nyata bagi alam, budaya, dan masyarakat Indonesia sekaligus menghadirkan pengalaman berkelanjutan yang merayakan harmoni antara manusia, alam, dan generasi mendatang,” tandasnya. Danu