BOGOR-KITA.com – Kubu Jokowi dan Prabowo berusaha mengamankan ceruk pemilih millenial dengan cara membangun citra kedekatan dengan millenial mulai dari cara berpakaian, pilihan isu, hingga menggaet influencer dari kelompok millenial. Dari kubu Jokowi, adalah Jokowilah sendiri yang dijadikan sebagai vote getter, sementara di kubu Prabowo, Sandiaga Uno menjadi vote getter. Jadi kedua kubu menjadikan millenial pemilih potensial.
Hal ini dikemukakan Direktur Eksekutif Center for Indonesia and International Affairs (CIFA), M. Syaroni Rofi’i dalam diskusi dengan tema “Menakar Peran dan Pengaruh Generasi Milenial pada Pilpres 2019,” yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPP PGK) di Jakarta pekan lalu.
Syaroni mengemukakan, generasi millenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 hingga 1995. Karakter mereka dekat dengan teknologi, terhubung dengan sosial media, dan memiliki kepercayaan diri tinggi.
Seberapa besar pengaruh mereka dalam pemilu presiden mendatang?
“Mereka sangat berpengaruh. Sebab dari sisi jumlah, angkanya mencapai 100 juta pemilih, atau sekitar 60 persen dari total pemilih pada Pilpres 2019. Memenangkan hati millenial berarti memenangkan pertarungan pilpres,” terang doktor dari Marmara University, Istanbul, Turki ini.
Generasi millenial Turki memiliki kulturnya sendiri. Kultur politik sendiri. Pengalaman khas negara mereka. Kesamaannya dengan di Indonesia, mereka juga menjadikan internet sebagai sumber informasi dan kritis lewat sosial media twitter dan instagram.
Hadir dalam diskusi itu Ketua Umum DPP PGK, Bursah Zarnubi, Sekretaris Jenderal DPP PGK Riyan Hidayat, dan anggota DPR RI Maruarar Sirait.
Senada dengan Syaroni Rofi’i Politisi PDI P yang akrab disapa Ara mengatakan Jokowi dan Sandiaga adalah milenial. Dari cara mereka berpakaian bisa kita lihat bahwa mereka representasi generasi millenial. [] Hari
