Kab. Bogor

Klinik Runtah Saka Bentang Caringin Sulap Sampah jadi ‘Ecobrick Furniture’ Bernilai Ekonomi

Klinik Runtah Saka Bentang sulap plastik jadi ecobrick furniture

BOGOR-KITA.com, CARINGIN –  Para pemuda di Klinik Runtah Saka Bentang, Kampung Cikalang RT 03 RW 06 Desa Caringin, Kecamatan Caringin, sulap limbah plastik menjadi ‘ecobrick furniture’ bernilai ekonomi.

Ecobrick furniture merupakan furnitur yang terbuat dari susunan botol plastik yang diisi limbah padat berupa sampah non organik.

Ketua Klinik Runtah Saka Bentang, Agung Maulana Arifin menjelaskan, awal mula berdiri Saka Bentang pada tahun 2019 lalu, puluhan pemuda Cikalang yang peduli dengan kebersihan mendirikan wadah pemuda peduli lingkungan yang bernama Klinik Runtah Saka Bentang dengan jumlah anggota sebanyak 5 orang.

Kegiatannya tak lain mengumpulkan dan memanfaatkan sampah dengan cara memilih sampah plastik, botol dan kain perca untuk dijadikan Ecobrika (Ecology Brica).

Baca juga  Hari Pers Nasional 2025 dan HUT ke-79 PWI Adityawarman Adil Ingatkan Pentingnya Peran Pers di Pembangunan Daerah

“Nah dari tahun 2019 sampai hari ini ecobrica yang kita buat baru mencapai 2.500 botol lebih karena terlanjur pandemi, jadinya pemesanan banyak yang ditunda atau dibatalkan,” ucapnya.

Ecobrick yang dibuat sebagai bahan furnitur dihargai 3 ribu hingga 6 ribu rupiah per satu botol. Harga ini akan berbeda jika sudah berbentuk furniture harganya bisa mencapai 2,5 juta hingga 3 juta rupiah.

Untuk pesanan sendiri datang dari Kabupaten/Kota Bogor hingga luar pulau Jawa seperti, Sumatra dan Kalimantan.

“Namun yaitu tadi karena pandemi Covid 19 ini pesanan ecobrica kita banyak yang dibatalkan. Sehingga untuk sementara kami hanya mengumpulkan dan membuat ecobricanya saja tapi belum kami jual lagi,” terangnya.

Baca juga  Polisi Tangkap Pelaku Penyalahgunaan Bansos Kemensos di Rumpin

Pada proses pengerjaannya, untuk seperangkat furniture berupa satu meja dengan empat kursi dibutuhkan satu bulan proses pengerjaan, karena pengerjaan masih secara manual dengan cara menggunting plastik bekas, bungkus makanan atau bungkus minuman. Dana yang dihasilkan akan dibagikan ke anggota dan dikumpulkan sebagai dana kas pemuda.

“Kami tahun ini kesulitan alat dan pemasaran, karena belum ada bantuan sama sekali baik dari UMKM maupun dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kami selama ini mandiri walau tanpa bantuan kami tetap bisa menampung pemuda yang terkena PHK akibat covid-19,” bebernya.

Meski demikian, dengan semua kekurangan Klinik Runtah Saka Bentang tetap mampu menjalankan usaha ecobrica ini,

Baca juga  Diresmikan Ridwan Kamil-Ade Yasin, Kini Pasar Cisarua Bersih, Tidak Lagi Kumuh

“Awalnya anggota kami 5 orang sampai hari ini sudah dapat menampung 18 orang yang terkena PHK, hasil berapapun kami tetap bagikan kepada anggota, dan alhamdulilah orang tua mereka sangat mendukung program kami ini dengan harapan kami bisa terus maju untuk kesejahteraan pemuda Cikalang ini,” tandasnya. [] Danu

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top