Kemendikdasmen Kolaborasi dengan Dompet Dhuafa Wujudkan Pendidikan Karakter sebagai Pondasi Berkebangsaan
BOGOR-KITA.com, TANGERANG SELATAN – Menyambut Hari Kebangkitan Nasional, Dompet Dhuafa menggelar seminar dan workshop bertajuk “Kebangkitan Nilai-Nilai Karakter Mulia Sebagai Pondasi Generasi Penerus Bangsa”, pada Selasa (20/5/2025). Bertempat di Aula Perguruan Islam Al-Syukro Universal Tangerang Selatan, Banten, agenda ini diramaikan oleh 350 peserta yang merupakan siswa dari lembaga pendidikan naungan Dompet Dhuafa, yakni SMART Ekselensia, Sekolah Smart Cibinong, dan Sekolah Al-Syukro.
Agenda pagi hari tersebut dibuka oleh penampilan tari para siswa Perguruan Islam Al-Syukro dan Sekolah Smart Cibinong. Tak ketinggalan, penampilan memukau dari Srikandi Dompet Dhuafa dengan alat musik tradisional angklung, sebelum kemudian sesi seminar dan dialog bersama para pembicara berlangsung.
Melibatkan berbagai entitas dalam dunia pendidikan, Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Fajar Riza Ul Haq, turut hadir dalam perhelatan tersebut. Bersama Pendiri dan Inisiator Dompet Dhuafa, Parni Hadi; Pembina Dompet Dhuafa, Yudi Latif dan Andi Makmur Makka; serta Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, forum tersebut menjadi ruang untuk berdialog bersama para siswa untuk membentuk masa depan pendidikan Indonesia.
Kepada seluruh peserta, Parni Hadi menyampaikan bahwa membangun sistem pendidikan yang ideal dimulai dari pembentukan karakter pada anak, orang tua, serta guru sebagai penerus bangsa. Nilai-nilai penting seperti jujur, disiplin, dan tanggung jawab menjadi pondasi utama. Kemudian tiga hal tersebut diterapkan dalam keseharian tumbuh sebagai sebuah budaya yang kemudian diberdayakan bersama.
Sependapat dengan Parni Hadi, Wamen Fajar menganggap nilai-nilai tersebut penting untuk menjawab tantangan digital yang tak terhindarkan dalam keseharian. Ia dan pihaknya mengaku sedang memprioritaskan pendidikan karakter dan edukasi digital bagi anak didik di seluruh Indonesia.
Sebab tanpa pembangunan karakter yang matang, dunia digital dapat menjerumuskan penggunanya dan terjadi dehumanisasi pada individu. Kehilangan personalitas dan orisinalitas, ketakutan terbesarnya. Ia pun mengapresiasi langkah pendidikan yang telah diinisasi Dompet Dhuafa sejauh ini.
“Saya sangat mengapresiasi Dompet Dhuafa dengan gagasan pendidikannya. Saya mendukung pembangunan karakter mulia yakni kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab sebagai pondasi kehidupan. Tentu, pemerintah tak dapat bergerak sendiri. Sinergi dengan kelompok masyarakat juga diperlukan, salah satunya melalui seminar dan dialog hari ini,” ucap Wamen Fajar.
Direktur Perguruan Islam Al-Syukro sekaligus General Manager Program Pendidikan Dompet Dhuafa, Cici Kurniasih menuturkan, sejak awal Dompet Dhuafa sudah merancang Program Noble Character School– gerakan pengembangan karakter siswa yang menjadi prioritas utama dalam pendidikan.
Program ini merupakan hasil dari kajian guru-guru di sekolah naungan Dompet Dhuafa sebelumnya. Menurut Cici, pembentukan karakter pada peserta didik pun tentu tidak akan berhasil tanpa tindak lanjut dari para guru, orang tua juga lembaga pendidikan itu sendiri.
“Semoga agenda hari ini tidak hanya berhenti dalam bentuk simbol saja, melainkan implementasi nyata di seluruh sektor pendidikan Dompet Dhuafa,” pungkasnya.
Setelah sambutan dan sesi dialog tuntas, agenda berlanjut pada sesi penandatanganan komitmen Program Noble Character School oleh Wamen Fajar, Parni Hadi, Yudi Latif, Andi Makka, dan Ahmad Juwaini sebagai bentuk kerja sama dalam mewujudkan prioritas pendidikan karakter bagi peserta didik.
Wajah antusias dan sumringah datang dari para siswa yang hadir menjadi saksi atas komitmen tersebut. Terakhir, agenda ditutup dengan sesi workshop pendidikan karakter oleh Guru Agung Pardini yang merupakan General Manager Sekolah Kepemimpinan Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa.
Workshop tersebut menjadi ruang untuk para siswa mengekspresikan diri melalui ide dan pendapatnya mengenai karakter mulia sebagai pondasi pendidikan. Ihsan, siswa Smart Ekselensia yang duduk di bangku kelas 1 SMA mengaku menyambut sesi ini.
“Kalau di sekolah (Smart Ekselensia) memang sudah diajarkan tentang utamanya pembangunan karakter, di samping akademik. Disiplin, jujur, tanggung jawab dan sungguh-sungguh, itu yang saya ingat. Ya, ini bisa jadi langkah awal kami untuk menjadi siswa yang terlatih dan terdidik. Kami pun menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan teman-teman, guru, orang tua, juga lingkungan sekitar,” jelas Ihsan.
Dengan agenda ini, Dompet Dhuafa menunjukkan komitmennya dalam membangun peradaban bangsa dengan berkolaborasi bersama banyak pihak. Melalui pembangunan karakter yang menjadi pondasi utama dalam personalitas peserta didik. [] Dompet Dhuafa