Kab. Bogor

KDM Tutup Sementara Tambang, Pedagang dan SPBU Sepi

BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Pemerintah Provinsi Jawa Barat memutuskan kebijakan menutup sementara aktivitas galian tambang di Kecamatan Rumpin, Parungpanjang dan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Penutupan itu tertuang dalam surat bernomor 7920/ES.09/PEREK tertanggal 25 September 2025. Penutupan tersebut berlaku mulai 26 September 2025 hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Namun, baru empat hari penutupan ini diberlakukan, sejumlah warga di wilayah tambang ini mulai mengeluhkan dampak keputusan tegas yang diambil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut.

“Saya hanya warga biasa, cuma ngikutin keputusan pemerintah. Tapi sejujurnya saya memang terdampak kebijakan ini. Karena jualan saat ini sepi pembeli,” ujar Erni (47) seorang pedagang warung nasi di lokasi perusahaan tambang Rumpin, Selasa (30/9/2025).

Baca juga  Besok, Libur Imlek, Bupati Bogor Sidak PPKM Mikro di Gadog

Ia mengungkapkan, sebagian pembeli di warungnya adalah buruh tambang, kuli ganjur, sopir serta kernet truk tambang. Pasca empat hari penutupan aktivitas produksi galian, sontak saja warung nasi tempatnya berjualan jadi sepi pembeli.

“Semoga saja perusahaan galian ini tidak ditutup selamanya. Saya percaya Pak Gubernur KDM memikirkan semua kepentingan masyarakatnya,” ujar Erni  penuh harap.

Dampak lain dari penutupan kegiatan produksi pertambangan dan rantai pasok distribusi hasil tambang ini juga diungkapkan oleh pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di Kecamatan Rumpin.

“Sejak empat hari penutupan galian, tidak ada truk tronton maupun diesel angkutan tambang yang mengisi solar. Biasanya dalam waktu sehari semalam, solar bisa terjual 8 ribu liter,” ungkap pengelola SPBU di wilayah Cicangkal Rumpin, yang namanya enggan ditulis.

Baca juga  Bekas Tambang Jadi Danau di Bogor, Ramai Dikunjungi

Sebagai informasi, Pemprov Jawa Barat menyatakan bahwa penutupan galian tambang di Bogor Barat itu dikarenakan masih terdapat permasalahan aspek lingkungan dan keselamatan warga.

Sejumlah permasalahan tersebut yaitu membuat terganggunya ketertiban umum, kemacetan, polusi, kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, serta terjadinya kecelakaan di jalur tambang.

Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM mengatakan penutupan itu berdasarkan aduan dari warga dan juga akibat rusaknya jalan di kawasan jalur tambang akibat dari lalu – lalang truk angkutan membawa hasil tambang. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top