Jembatan Leuwiranji Rusak Lagi
BOGOR-KITA.com, GUNUNGSINDUR – Jembatan Leuwiranji yang berada di perbatasan Kecamatan Gunungsindur dan Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, saat ini kondisinya mulai kembali alami kerusakan.
Jembatan sepanjang 150 meter dan lebar 7 meter ini membentang di atas Sungai Cisadane dan merupakan akses penting aktivitas warga serta menjadi jalur akses ke Tangerang dan Jakarta.
“Saat ini di bagian bawah jembatan ada besi yang sudah retak – retak. Di bagian atas banyak lempengan baja menganga dan baud – baud pengikatnya hilang,” ungkap Ridwan (42) warga sekitar, Senin (12/5/2025).
Dari keterangan warga sekitar, kondisi kerusakan di jembatan tersebut sudah cukup lama terjadi. Namun hingga kini belum diperbaiki. Hal inipun membuat warga pengguna jalan dan jembatan resah akan terjadinya potensi bahaya.
Dikonfirmasi terkait adanya kerusakan jembatan Leuwiranji, Sekretaris Dinas PUPR Pemkab Bogor Edi Mulyadi mengatakan jika perbaikan konstruksi jembatan sudah pernah dilakukan.
“Kalau perbaikan jembatan itu sudah pernah dilakukan. Tapi karena kondisi bajanya rusak, kemungkinan dibangun baru. Namun smpai saat ini belum ada dianggarkan. Mudah-mudahan tahun depan masuk rehab atau pembangunan jembatannya,” ungkap Edi Mulyadi.
Berdasarkan data yang dimiliki media ini, perbaikan jembatan Leuwiranji terakhir kali dilakukan pada September 2024. Saat itu pihak Dinas PUPR memperbaiki 6 titik pondasi pedestal dudukan tiang portal dan perbaikan besi grider.
Sementara, Candra Trkaya, Kepala UPT Infrastruktur Jalan Jembatan wilayah 8 Parung Dinas PUPR mengatakan saat ini memang ada indikasi kerusakan pada palang tengah di bawah jembatan.
‘Kerusakannya ada di struktur batang melintang dibawah jembatan, posisinya di tengah – tengah. Kalau estimasi ada indikasi atau potensi patah kalau terus menerus dilalui beban yang berlebihan,” ungkap Candra.
Indikasi ini, lanjutnya, karena sudah ada
retakan – retakan pada batangan besi yang melintang di tengah jembatan itu. Sehingga pihaknya memasang spanduk peringatan agar tidak dilalui kendaraan dengan beban muatan diatas 8 ton.
“Jadi kami imbau agar kendaraan yang melintas di atas jembatan tidak melebihi beban kekuatan maksimal yaitu 8 ton,” ucap Candra saat diwawancarai dalam kunker Bupati Bogor di Parungpanjang.
Sebagai informasi, jembatan Leuwiranji ini hanya memiliki kekuatan maksimal beban atau Maksimal Sumbu Terberat (MST) hanya 8 ton. Namun faktanya, setiap hari dilalui kendaraan angkutan tambang dengan muatan puluhan ton.