Kota Bogor

IPM Kota Bogor Tinggi, Tapi Masih Bias Gender

BOGOR-KITA.com – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bogor sudah mencapai angka 72,73. Angka ini lebih tinggi dari IPM Jawa Barat yang mencapai angka 68,80. Meski tinggi, masih terdapat masalah gender antara laki-laki dan perempuan di Kota Bogor. Salah satunya adalah rendahnya keterwakilan perempuan di parlemen.
Demikian dipaparkan ketua tim verifikasi program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Kesejahteraan Keluarga (P2WKSS) Provinsi Jawa Barat Nina Sri Inayati, sebelum dilaksanakannya verifikasi P2WKSS di Kelurahan Sindangrasa, Bogor Timur, Senin (18/4/2016).
Nina menjelaskan bahwa Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Barat sendiri baru 88,35 dan IPG Kota Bogor sudah mencapai angka 90,38. Begitu pun halnya dengan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), Jawa Barat baru berada di angka 57. Sedangkan IDG Kota Bogor telah melampaui dengan berada di angka 63,9.
“Kalau dilihat dari catatan yang ada ini, sebenarnya Kota Bogor sudah cukup baik. Tetapi, kalau dilihat perbedaan IPG dan IPM-nya tentu saja yang ideal adalah seratus persen. Jadi sama antara IPM laki-laki dan perempuan,” jelas Nina.
Lanjut Nina, nilai IPM perempuan di Kota Bogor sudah mencapai 90,38. Artinya, masih ada perbedaan antara IPM laki-laki dan perempuan. Kemudian IDG di Kota Bogor juga masih kecil seperti keterwakilan perempuan di parlemen yang baru mencapai 15,56, perempuan profesional 35,66, dan pendapatan perempuan yang baru mencapai 28,98. Perbedaan-perbedaan itulah, katanya, yang menjadikan program P2WKSS ini sebagai salah satu metode untuk memperkecil perbedaan antara IPM laki-laki dan perempuan dan untuk meningkatkan IDG.
“Walaupun Kota Bogor sudah masuk 10 besar yang ada di atas IPM dan IDG Jawa Barat, tetapi tentunya hal ini bukan berarti membuat Kota Bogor diam saja. Justru sebaliknya, harus menaikannya dan bahkan IPM dan IDG yang biasanya sudah berada di atas 68 biasanya lebih sulit maju dibanding yang masih dibawah 60-an,” terang Nina.
Oleh karena itulah, lanjut Nina, sesuai dengan visi Jawa Barat untuk maju dan sejahtera untuk semua maka tidak ada kata lain bahwa IPM laki-laki dan perempuan, pendapatan, serta rata-rata lama sekolah laki-laki dan perempuan juga harus sama.
“Maka sekali lagi P2WKSS adalah metode supaya kita semua masyarakat Jawa Barat hususnya Kota Bogor dan dipilihnya Kelurahan Sindangrasa ini untuk menjadi penyumbang bagi peningkatan kesejahteraan Kota Bogor dan Jawa Barat,” ujar Nina.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan, dalam verifikasi yang akan dilakukan timnya itu akan melihat titik nolnya yang kerapkali menjadi persoalan. “Kami ingin saat verifikasi ini bisa memilih daerah yang betul-betul tepat dan nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan,” imbuhnya.[] Admin

Baca juga  Setelah SMP Bina Insani, Dugaan Keracunan MBG juga Terjadi di SDN Kedung Jaya 1 dan Kedung Jaya 2
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top