BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Peluang pasar buah dan sayur di Indonesia masih sangat besar. Kesenjangan dari pemasok buah dan sayur di Indonesia masih minus 27 juta ton per tahun setara dengan 18.909 juta dolar.
Hal ini dikemukakan Sutarjo, alumni IPB University yang sukses di bidang sociopreneur dalam diskusi bertema “Getting Motivated and Learning to Succeed: ‘Become a TechnoSociopreneur’, Owner STJ Farm Entrepreneur,” yang dilenggarakan Direktorat Kerjasama dan Hubungan Alumni dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Alumni IPB University, (2/7/2020).
“Itu peluang besar untuk para petani buah dan sayur di Indonesia,” ujar Sutarjo, alumni IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian. Alasan lainnya adalah karena rendahnya jumlah pengusaha di Indonesia dan kurangnya partisipan anak muda terkhusus dalam usaha pertanian.
Sebagai sarjana pertanian, Sutarjo mengaku terpanggil untuk terjun langsung menjadi petani.
Sutarjo mengajak para peserta untuk turut serta dalam berwirausaha terutama di bidang pertanian. Karena pangsa pasarnya masih luas.
Meski demikian, ia juga berpesan saat sebelum memulai berwirausaha dalam bidang pertanian, perlu ditargetkan dengan jelas pangsa pasarnya bagaimana.
“Sering saya melatih teman-teman mahasiswa sehari dua hari, mereka sangat ulet dan berhasil bertaninya. Tetapi mereka masih kebingungan mencari pasar. Untuk itu sangat perlu melakukan analisis pasar sebelum memulainya,” ujarnya.
Sutarjo menekuni wirausaha berbasis produk pertanian dan jasa. Produk pertanian berwujud produk buah segar, bibit buah dan tanaman buah dalam pot (tabulampot). Untuk Jasa pertanian berupa agroedutourism dan pelatihan pertanian. Produk buah segar dari perusahaan ini sudah terkenal dengan kualitasnya yaitu buah naga merah, putih dan hitam kemudian jambu kristal dan pepaya calina.
“Kami sering melatih para mahasiswa IPB University di kebun kami. Umumnya adik-adik yang ikut para penerima manfaat beasiswa bidikmisi,” ujarnya.
Keunggulan dari produk buah STJ Farm miliknya ada pada kualitasnya yang tanpa bahan kimia. Menurutnya buah naga yang ia hasilkan bisa tahan lama hingga 10 hari jika disimpan dalam suhu ruangan dan dapat bertahan hampir 2 bulan jika di simpan dalam kulkas.
Petani sarjana ini seringkali mengungkapkan motonya, “Kalau tidak jadi yang pertama, jadilah yang berbeda. Karena itulah daya saing kita,” ujarnya dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Sabtu (3/7/2020). [] Admin