IPB Gelar Festival Bunga dan Buah Nusantara 2022 di Alun-alun Kota Bogor
BOGOR-KITA.com, BOGOR – IPB University menggelar Festival Bunga dan Buah Nusantara 2022 di Alun-alun Kota Bogor mulai 21 hingga 23 Oktober 2022.
Festival Bunga dan Buah Nusantara yang dibuka oleh Wakil Rektor 3 Bidang Internasionalisasi, Kerjasama dan Hubungan Alumni, Prof. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat ini dihadiri oleh Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian RI, Dr. Liferdi, Sekretaris Dirjen Horti Kementan RI, Dr. Ir. Retno Sri Hartati Mulyandari, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah Dwikorawati.
Prof Dodik mengatakan, kenapa IPB University menggelar Festival Bunga dan Buah, karena bunga dan buah salah satu komoditas yang menghasilkan profit tertinggi di Indonesia.
Selain itu, kata Prof Dodik, lahan-lahan yang ditanam dengan buah buahan dan bunga harganya jauh lebih tinggi dibanding lahan ditanam kayu, atau tanaman lain.
“Menurut saya ini harus kita kembangkan, kita perlu memanfaatkan lahan itu, salah satunya dengan buah dan bunga,” ucap Prof Dodik.
“Insyaallah dengan bunga dan buah, setidaknya 1 hektar itu dapat Rp500 juta. Mudah-mudahan dengan pemahaman yang semakin baik, maka banyak anak muda yang akan menjadi petani bunga dan buah,” tambahnya.
Sementara, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian RI, Dr. Liferdi menerangkan, bahwa Indonesia sebagai negara tropis yang mempunyai potensi untuk pengembangan buah dan bunga. Namun data dari BPS (Badan Pusat Statistik) memunjukan bahwq konsumsi buah di Indonesia itu baru sebagian dari rekomemdasi WHO.
“WHO merekomendasikan konsumsi buah 150 grm per kapita per hari, sementara masyarakat Indonesia baru 82 gram perkapita perhari. Nah ini apakah karena tidak ketersediaan atau pola kepemahaman karena buah diposisikan sebagai makanan tambahan setelah makan,” kata Dr Liferdi.
Untuk itu, lanjut Dr Liferi kedepan pihaknya akan mendorong dorong masyarakat agar mengkonsumsi buah. Sebab memurutnya untuk masyarakat menengah keatas buah sebagai gaya hidup.
“Orang ingin glowing konsumsinya buah, artinya potensi untuk peningkatan buah ini masih terbuka lebar,’ ujarnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menuturkan Festival Bunga dan Buah Nusantara bagus kalau digelar setiap tahun. Tapi Kota Bogor belum mempunyai Perda atau Perwalinya.
Ia menceritakan, bahwa seperti di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara acara seperti ini memiliki perda dan perwali. Sehingga bisa dipastikan ada konektivitas antara event dan kebijakan.
“Kita bukan daerah produksi tapi etalasenya bisa banget, disini kita punya banyak banget outlet-outlet bunga dan buah dan taman taman,” kata Bima.
Bima menjelaskan, jika difokuskan untuk mengkoneksikan antara kebijakan dan destinasi, maka dampaknya akan panjang, untuk itu harus devaluasi sejauh mana penyelenggara serius dan komitmen terhadap produk lokal utamanya bunga dan buah.
“Kita punya Bogor street festival di bulan Februari, Helaran di bulan Juni, Festival Merah Putih di Agustus, dan dibulan lain kita punya Festival Bunga dan Buah Nusantara, itu kan keren, seperti Tomohon ada unsur budaya dan seninya, kendaraan dihias dengan bunga dan buah, itu nyambungnya ke pariwisata dan ke okupansi hotel,” paparnya.
Selanjutnya, tambah Bima harus ada evaluasi bagi kebijakan dari hulu ke hilir untuk mendorong UMKM utamanya komumitas bunga dan buhh. “Bagaimana kita mengevaluasi supaya bisa nyambung dengan destinasi pariwisata,” pungkasnya. [] Ricky