IPB Bersama BPDPKS dan PT INL Gelar Workshop Hilirisasi Minyak Sawit Jadi Oleokimia
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC IPB University) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan PT. Industri Nabati Lestari (PT. INL) menggelar Workshop Hilirisasi Minyak Sawit Menjadi Oleokimia: Potensi dan Tantangan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Workshop yang dilaksanakan di 3 kota yaitu Bogor, Medan dan Balikpapan.
Kepala Penelitian Surfaktan dan Bioenergi Dr Ir Meika Syahbana Rusli mengatakan Minyak kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Ditjenbun pada tahun 2022, luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta Ha dengan total produksi CPO Indonesia mencapai 48,24 juta ton dan produksi PKO sebesar 9,65 juta ton. CPO dan PKO adalah merupakan bahan baku potensial untuk diolah menjadi beragam produk Oleokimia.
“Selain penyumbang devisa, industri kelapa sawit juga menyediakan lapangan pekerjaan yang besar, yang mampu menyerap 4,53 juta tenaga kerja petani,” ucap Meika.
Menurutnya, komoditas kelapa sawit termasuk dalam 10 kelompok komoditas unggulan Indonesia yang didorong oleh pemerintah untuk digiatkan proses hilirisasi dan peningkatan daya saingnya.
Ia juga menjelaskan, hilirisasi industri kelapa sawit terutama untuk industri berorientasi ekspor diperlukan, mengingat pertumbuhan impor tahun 2019 sebesar 7,1% yang masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor yang sebesar 6,3%.
Oleh karena itu, lanjut Meika melalui upaya hilirisasi industri kelapa sawit, diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa dari kelapa sawit dan nilai tambah produk kelapa sawit dapat dinikmati oleh semua stakeholder di Indonesia.
“Hilirisasi minyak sawit dalam negeri dilakukan dengan mengolah CPO dan PKO menjadi produk-produk bernilai tambah lebih tinggi baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor,” ungkapnya.
Secara umum, tambah Meika hilirisasi CPO dan PKO yang dapat dilakukan di Indonesia dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu Oleo Pangan, Oleo Kimia dan Biofuel.
“Hilirisasi oleokimia yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery menjadi produk antara oleokimia/oleokimia dasar hingga produk jadi seperti surfaktan dan emulsifier yang contoh aplikasinya pada produk cleaning, personal care, kosmetika, farmasi, agrochemical, lingkungan, industri oil dan gas termasuk untuk peningkatan produksi minyak bumi di lapangan tua dan masih banyak aplikasi lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Workshop Oleokimia Kelapa Sawit Prof Eliza Hambali menuturkan kegiatan Workshop ini bertujuan untuk mendapatkan informasi produk oleokimia berbasis minyak sawit yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia.
Selain itu, juga untuk mendapatkan informasi provider teknologi berbasis minyak sawit, mendapatkan gambaran pasar produk oleokimia berbasis sawit di dalam dan di luar negeri dan mendapatkan informasi peluang dan tantangan pengembangan industri oleokimia sawit di Indonesia.
“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi masyarakat dan industri minyak sawit terkait pengembangan produk turunan minyak sawit khususnya oleokimia,” kata Prof Eliza. [] Ricky