Nasional

Guru Besar IPB University Hasilkan Beragam Inovasi dari Rekayasa Proses Karbohidrat

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Guru Besar IPB University, Prof Titi Candra Sunarti menghasilkan beragam inovasi dari rekayasa proses karbohidrat. Inovasi-inovasi Prof Titi berhasil mendapatkan penghargaan di 107 Inovasi Indonesia tahun 2015, 106 Inovasi Indonesia tahun 2014 dan 103 Inovasi Indonesia tentang Produksi Biofoam dari Ampok Jagung dan Tapioka tahun 2011.

Hal ini terungkap dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah  yang digelar secara daring Kamis (5/8/2021). Dalam paparannya, Prof Titi mengatakan bahwa karbohidrat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan maupun industri. Di Indonesia, hanya sedikit sekali yang memanfaatkan karbohidrat sebagai bahan baku industri.

“Inilah yang perlu kita genjot terus untuk peningkatan pemanfaatan sumberdaya lokal dari karbohidrat ini untuk bahan baku industri. Oleh karena itu, dalam orasi ilmiah nanti ada empat topik yang akan saya paparkan. Yakni peran rekayasa proses dalam penyiapan hidrolisat pati, peningkatan kualitas pati dan tepung, menyiapkan matriks penghantar obat dan pengembangan biokomposit untuk kemasan ramah lingkungan,” terangnya.

Baca juga  Bersama J Rock, Chef Aiko Hingga Marching Band Ajak Masyarakat Sambut Ramadan Dari Hati Untuk Peduli Sesama

Dalam risetnya, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB University ini berhasil memanfaatkan pati dan tepung (sebagai polimer alami) menjadi komposit bagi pengembangan kemasan ramah lingkungan.

Menurutnya, pencampuran pati dengan plastik sintetik mampu meningkatkan biodegradabilitas plastik film tanpa kehilangan kekuatan fisik dan mekaniknya.  Biofoam dari pati dan serat hasil samping industri menjadi substitusi styrofoam dalam industri kemasan.

“Penggunaan serat alami dari hasil samping industri sebagai fiber reinforcement mampu memperbaiki kinerja bioplastik yang dihasilkan, dan dapat diaplikasi sebagai kemasan ramah lingkungan. Riset ini berhasil mendapatkan penghargaan 103 Inovasi Indonesia “Produksi Biofoam dari Ampok Jagung dan Tapioka” 2011,” jelasnya.

Pati dengan komponen utama amilosa dan amilopektin juga memiliki kemampuan untuk pembentukan heliks yang berfungsi menjadi cavity (rongga) dalam penghantaran obat, bahan aktif, minyak atsiri, flavor dan aroma.

Baca juga  Dukung Kelestarian Lingkungan, Danone Bersama Yayasan Hutan Organik dan IPB Resmikan Arboretum Hutan Tropika

“Pengembangan matriks dalam bentuk pati kristalin, nano kristalin dan biohydrogel mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai matriks pembawa dengan pengendalian (controlled release matrix) dengan target yang berbeda dalam industri farmasi. Teknologi penyiapan pati nanopartikel berbasis pati untuk bahan pembawa bahan aktif herbal dan bakteri asam laktat telah mendapatkan penghargaan 106 Inovasi Indonesia tahun 2014,” imbuhnya.

Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University ini juga menemukan bahwa bakteri asam laktat dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan (expanding capability) dari tapioka asam. Penggunaan starter bakteri asam laktat akan menurunkan waktu proses dari 50 hari menjadi 15 hari.

“Selain itu, aplikasinya juga dapat meningkatkan keamanan pangan karena menekan pertumbuhan bakteri patogen E.coli serta mengurangi penggunaan bahan kimia pengembang dalam pembuatan roti. Penggunaan bakteri asam laktat dalam pembuatan tapioka asam ini telah mendapatkan penghargaan 107 Inovasi Indonesia tahun 2015,” jelasnya. [] Hari

Baca juga  Mengenal Lebih Jauh tentang Applicant Tracking System (ATS) dan Tips Membuat CV ATS Friendly
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top